Bisnis.com, JAKARTA - Wali kota Bogor Bima Arya menilai kondisi penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia akan berbeda bila sejak awal atau sekitar 6 bulan lalu seluruh wilayah di Tanah Air menerapkan karantina ketat atau lockdown.
Hal itu diungkapkannya dalam acara diskusi yang diselenggarakan Smart FM, Sabtu (12/9/2020). Dalam diskusi publik itu, Bima menanggapi tentang desakan publik agar daerahnya mengikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang digaungkan Pemprov DKI Jakarta.
"Di awal-awal itu, kalau saja kita serempak lockdown, ceritanya berbeda," jelasnya dalam diskusi itu.
Bima menilai konteks hari ini sudah berbeda untuk menerapkan lockdown wilayah dibandingkan 6 atau 5 bulan lalu. Perhitungan untuk mengambil kebijakan itu, tegas dia, berbeda dengan kondisi ekonomi yang ada saat ini.
Data-data ekonomi yang tampak saat ini, jelas dia, terbilang sangat mengerikan.
"Tetapi hari ini kondisi sudah seperti ini. Konteks agak berbeda. kesiapan untuk lockdown agak berbeda dibanding 6 bulan lalu. Kalau saja 6 bulan lalu, 5 bulan lalu ya, atau 3 bulan pertama kita serentak, firm, Presiden sampaikan nomor 1 kesehatan. Kita lockdown semua. Luar biasa itu," tegasnya.
Bima pun sepakat bahwa Indonesia melewatkan golden moment untuk mengambil langkah itu. Namun, dia mengatakan pemerintah masih harus mengambil kebijakan tersebut meski terlambat.
Dia menilai penguatan protokol kesehatan menjadi hal yang paling diperlukan saat ini.
"Better late than never. Artinya yang diperlukan sekarang adalah penguatan protokol kesehatan...Injak rem total bukan tidak mungkin kita lakukan. Apapun kita lakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa manusia," tegas Bima Arya.