Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menarik rem darurat dengan menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sejumlah pihak, dari menteri hingga ekonom menilai dampak PSBB akan membuat ekonomi nasional diperkirakan kembali lesu.
Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno mengatakan bahwa secara logika PSBB akan memperberat tugas pemulihan ekonomi nasional.
“Namun bila tidak dilakukan, dikhawatirkan dampak jangka panjangnya akan lebih berat,” katanya saat dihubungi, Jumat (11/9/2020).
Hendrawan menjelaskan bahwa melihat efek tersebut, penerapan secara tegas protokol kesehatan tidak bisa ditawar-tawar. Selain memperberat pemulihan ekonomi, PSBB Jakarta dipastikan bakal memperbesar jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
Bila kegiatan ekonomi terkendala atau bahkan membeku, pengangguran atau setengah pengangguran akan naik.
Baca Juga
Hendrawan menerangkan bahwa selalu ada tarik menarik dalam kebijakan. Kompromi efektif apabila masyarakat memiliki tingkat kesadaran dan disiplin yang tinggi.
“Untuk sementara ini, pedal rem ditekan dulu, pedal gas dilepas. Tak ada pilihan lain,” jelasnya.
Sejak pertama kali kasus positif Covid-19 ditemukan pada awal Maret, dalam 6 bulan angka kemiskinan naik sebesar 1,63 juta atau 0,56 persen.
Kenaikan angka ini sama dengan usaha penurunan kemiskinan selama 1,5 tahun sejak Maret 2018 hingga September 2019. Melihat tren tersebut, akan terjadi kenaikan kemiskinan menjadi di atas 10 persen.