Bisnis.com, JAKARTA - Penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia melaju kencang dalam satu bulan terakhir. Dalam satu pekan terakhir, jumlah pasien hampir selalu bertambah lebih dari 3.000 orang per hari, di mana sepertiganya berasal dari Ibu Kota.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun akhirnya mengambil kebijakan menarik rem darurat yakni memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun rupanya, tidak semua pihak dapat menerima keputusan tersebut.
Dalam rapat koordinasi nasional Kadin Indonesia bidang perindustrian, perdagangan, dan hubungan internasional, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai menekan tuas rem dan gas tidak bisa terlalu mendadak.
Seperti diketahui, istilah rem dan gas digunakan oleh Presiden Joko Widodo untuk menganalogikan penanganan kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi.
Airlangga, yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengungkapkan dampak kebijakan Anies sudah terlihat di pasar saham tanah air kemarin, Kamis (11/9/2020).
"Kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga confident public. Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market," ujarnya.
Baca Juga
Senada, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan PSBB akan memengaruhi industri manufaktur di Indonesia. Dia mengaku tidak bisa membayangkan apabila kebijakan itu diikuti oleh provinsi-provinsi lain yang kembali menerapkan hal serupa.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyoroti distribusi barang yang berpotensi terkendala akibat PSBB. Dia pun meminta jalur logisitik tetap berjalan di tengah PSBB.
Sementara itu, Menteri Agama Fachrul Razi punya pendapat berbeda. Dia mencontohkan bagaimana umat terdahulu menyikapi wabah.
Dalam sejarah islam kepatuhan penduduk Syam terhadap pesan Gubernur Amru bin Ash saat dilanda wabah Tha’un patut menjadi pelajaran.
“Menurut Amru bin Ash, wabah bagaikan api yang menjilat dan bisa membakar siapa saja. Karenanya, harus dijauhi hingga api itu padam. Arahan ini dipatuhi penduduk Syam hingga wabah Tha'un hilang,” kata Menag, mengutip mengutip situs resmi Kementerian Agama, Jumat (11/9/2020).
Dalam berbagai literatur, mengisahkan Amru bin Ash meminta umatnya untuk berpencar menjaga jarak untuk mengendalikan penularan wabah. Umatnya pun berpencar dan menempati gunung-gunung hingga akhirnya tidak ada lagi yang tertular wabah tersebut.
Menag pun meminta umat untuk mengikuti arahan pemerintah daerah dan juga Satgas Covid-19 dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Mari, sama-sama kita patuhi arahan Pemda dan Gugus Tugas. Semoga pandemi ini segera berakhir," katanya.
Adapun, Gubernur DKI Anies mengatakan PSBB akan berlaku di Ibu Kota mulai 14 September 2020. Satgas Covid-19 mendukung keputusan tersebut karena melihat hampir seluruh wilayah administratif DKI berada dalam zona merah selama satu bulan terakhir.