Bisnis.com, BALIKPAPAN — Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menjawab banyak pertanyaan seputar rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) ke sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Setahun sejak diumumkan Presiden Joko Widodo masyarakat banyak penasaran dengan kelanjutannya. Apalagi, Tanah Air saat ini tengah dilanda pandemi Covid-19.
“Sekarang ini rencana pemindahan IKN lagi slow down, bukan dihentikan. Karena kita sedang menghadapi musibah Covid-19,” kata Isran lewat akun Instagram Kaltim, Kamis (27/8/2020).
Gubernur Kaltim menjelaskan bahwa sangat meyakini Jokowi dan pemerintahannya tidak akan menghentikan rencana besar untuk negara, terutama terkait rencana pemindahan IKN.
Secara berjenjang, pemerintahan terdekat dengan rencana ibu kota baru pun telah menyusun rancangan antisipasi pembangunan sebagai bagian dari kawasan penyangga IKN. Daerah-daerah itu adalah Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Balikpapan dan juga Samarinda.
Isran juga menjawab pertanyaan seputar apakah rencana pemindahan ibu kota ini akan berpengaruh terhadap visi Kaltim Berdaulat hingga menyebabkan daerah ini perlu melakukan penyesuaian.
Baca Juga
“Penyesuaian pasti ada. Tapi, poin pentingnya, pemindahan IKN ini bukan untuk Kaltim, tapi untuk Indonesia,” jelasnya.
Isran menuturkan visi Kaltim Berdaulat agar bisa dipahami secara benar oleh bangsa Indonesia. Bumi Etam Berdaulat bukan berarti Kaltim ingin merdeka. Artinya, masyarakat Kaltim bisa memiliki sebuah kemampuan aksesibilitas untuk membangkitkan dirinya di dalam mengolah sumber daya alam.
“Agar manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Sekarang memang ada, tapi tidak sesuai dengan risiko yang bakal ditanggung daerah,” ucapnya.