Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan China Pulih, Impor Pertanian Melonjak

Impor jagung dan gandum melonjak naik, seiring dengan upaya China mengamankan pasokan pangan.
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 8 September 2018./REUTERS-Stringer
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 8 September 2018./REUTERS-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - China meningkatkan impor barang-barang pertanian mulai dari jagung, babi hingga sorgum bulan lalu, menandakan pemulihan permintaan untuk protein di negara terpadat di dunia itu.

Impor jagung, yang digunakan untuk pakan ternak oleh konsumen terbesar kedua di dunia itu, naik ke level tertinggi dalam tiga tahun pada Juli karena negara tersebut mencari lebih banyak pasokan untuk menutupi kekurangan yang semakin melebar dan menurunkan harga yang melonjak.

Dilansir Bloomberg, Selasa (25/8/2020), menurut data yang diterbitkan oleh Administrasi Umum Kepabeanan China, impor sebagian besar komoditas pertanian melonjak bulan lalu. Impor jagung melonjak 136,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi 910.000 ton pada Juli, pembelian daging babi melonjak 120 persen menjadi 430.000 ton, sementara pengiriman daging sapi naik 35 persen menjadi 210.000 ton.

Negara ini telah meningkatkan pembelian produk protein hewani pada saat konsumen daging babi terbesar di dunia mencoba membangun kembali pasokan babi setelah wabah demam babi Afrika menghancurkan ternak.

Impor gandum melonjak 325 persen pada Juli, sementara pembelian sorgum, sebagian besar digunakan untuk menggantikan jagung, naik 147 persen. China telah membeli kargo sorgum berdasarkan kesepakatan perdagangan AS.

Cuaca kering di wilayah pertumbuhan timur laut China mengancam produksi pada saat permintaan meningkat dari industri babi dan unggas. China telah membeli jagung AS dalam jumlah besar dan telah memenuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan perdagangan fase satu.

Lonjakan pengiriman masuk selanjutnya dapat mendukung jagung Chicago, yang telah naik lebih dari 7 persen sepanjang bulan ini. Kontrak berjangka AS untuk pengiriman Desember melonjak sebanyak 1,7 persen menjadi US$3,5075 per gantang. Harga di China mendekati level tertinggi dalam lima tahun karena kekhawatiran tentang produksi dalam negeri.

China melakukan pembelian jagung AS dengan volume terbesar yang pernah ada pada Juli lalu. Negara itu berada di bawah tekanan untuk memenuhi target pembelian produk pertanian AS setelah pengiriman pada paruh pertama tahun ini hanya mencapai 20 persen dari target 2020 sebesar US$36,5 miliar.

Negosiator perdagangan AS dan China membahas kesepakatan perdagangan fase satu. AS mengatakan kedua belah pihak melihat kemajuan dan berkomitmen untuk keberhasilannya. Kedua negara berbicara tentang apa yang telah dilakukan China sebagai bagian dari kesepakatan itu. Kedua belah pihak sepakat untuk menciptakan kondisi untuk mendorong kesepakatan itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper