Bisnis.com, JAKARTA — Perekonomian China yang sudah kembali rebound menjadi penolong kinerja brand-brand mewah global, yang terjun bebas di tengah pandemi Covid-19. Penutupan gerai karena lockdown maupun pembatasan sosial terbukti menjadi tantangan berat bagi peritel mewah yang penuh gengsi.
Pada kuartal kedua 2020, ekonomi China mampu tumbuh 3,2 persen secara year-on-year (yoy). Pencapaian ini mengangkat kembali negara dengan ekonomi terbesar dunia itu dari jurang resesi, setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi 6,8 persen.
China memang dikenal sebagai pasar yang menjanjikan bagi brand-brand mewah. Pada 2019 misalnya, separuh pendapatan Hermes International berasal dari Asia, sebagian besar dari China.
Pada kuartal II/2020, pendapatan pemilik tas Birkin itu hanya turun 18 persen di Asia, jauh lebih baik dari Eropa yang meluncur turun hingga 61 persen. China dan Korea Selatan (Korsel) menjadi penopang utama karena keluar dari lockdown lebih cepat.
Memang berapa banyak orang super kaya di Negeri Panda? Jawabannya, banyak sekali.
Seperti dilansir Bloomberg, Jumat (24/7/2020), setidaknya ada 24 orang yang sudah menjadi miliarder di China dalam periode Januari-Juni 2020 saja. Hal ini didukung oleh banyaknya jumlah Initial Public Offering (IPO) yang berlangsung di sana dan literasi pasar modal yang cukup tinggi.