Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lembaga Amerika Ini Minta Penggunaan Hydroxychloroquine Disetop 

IDSA menyimpulkan, manfaat yang lebih tinggi, termasuk mengurangi mortalitas untuk penggunaan perawatan sangat tidak mungkin.
Obat Hydroxychloroquine./Istimewa
Obat Hydroxychloroquine./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Infectious Diseases Society of America (IDSA) atau asosiasi penyakit infeksi Amerika merevisi pedoman pengobatan virus corona (Covid-19). IDSA juga meminta rumah sakit menghentikan penggunaan obat antimalaria Hydroxychloroquine dalam pengobatan terhadap pasien.

Dilansir dari Bloomberg, penggunaan Hydroxychloroquine diminta dihentikan meskipun dalam taraf uji klinis. IDSA sekarang menyarankan tidak menggunakan Hydroxychloroquine secara tunggal maupun bersamaan dengan obat antibiotik azitromisin untuk pasien virus corona.

IDSA sebelumnya menyerukan penggunaan Hydroxychloroquine secara terbatas untuk uji coba. Adapun, Hydroxychloroquine sempat naik daun setelah dipuji oleh Presiden Donald Trump sebagai calon obat virus corona.

“Panel pedoman ahli IDSA menyimpulkan bahwa manfaat kepastian yang lebih tinggi (misalnya, pengurangan mortalitas) untuk penggunaan perawatan sangat tidak mungkin bahkan jika data tambahan berkualitas tinggi akan tersedia,” tulis IDSA dalam sebuah pernyataan resmi, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (22/8/2020).

Sebelumnya,  panel National Institutes of Health merekomendasikan untuk tidak menggunakan hydroxychloroquine dengan azithromycin, kecuali dalam uji klinis. Penggunaan hydroxychloroquine  disebut akan  peningkatan risiko serangan jantung. Badan tersebut menghentikan uji klinis hydroxychloroquine sendiri pada bulan Juni.

Trump Mengatakan Peringatan Terhadap Obat Anti-Malaria Adalah Politik.

Sebelumnya, di penghujung Mei 2020, European Medicines Agency (EMA) juga menyampaikan mengultimatum agar obat ini tak digunakan untuk keperluan umum. Alasannya, mereka menilai pengujian obat tersebut belum menampakkan jaminan pengaruh besar.

“Beberapa pengujian penggunaan klorokuin dan hydroxychloroquine justru bisa memicu risiko masalah jantung, termasuk aritmia dan gagal jantung,” tulis EMA dalam pernyataan resmi, Jumat (29/5/2020)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper