Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selandia Baru Tunda Pemilihan Umum Karena Wabah Corona di Auckland

Para pemimpin oposisi di Selandia Baru mengatakan bahwa tidak adil mengadakan pemilihan sementara wabah virus corona baru sedang berlangsung.
Perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern./guardian
Perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern./guardian

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa negara tersebut akan menunda kegiatan pemilihan umum dalam jangka waktu sebulan karena wabah Covid-19 yang kembali mencuat di Auckland.

Seruan tersebut juga telah diajukan dari partai-partai oposisi agar pemilihan ditunda. Para pemimpin oposisi mengatakan bahwa tidak adil mengadakan pemilihan sementara wabah virus corona baru sedang berlangsung.

Adapun, Ardern mengatakan telah berkonsultasi dengan setiap partai politik di parlemen dan komisi pemilihan. Hasilnya, diambil keputusan bahwa Selandia Baru akan memindahkan pemilihan umum dari 19 September ke 17 Oktober mendatang.

“Komisi Pemilihan melalui Kementerian Kehakiman telah memberi tahu saya bahwa pemilihan yang aman dan dapat diakses dapat dicapai pada tanggal ini,” katanya seperti dikutip The Guardian, Senin (17/8/2020).

Dia melanjutkan bahwa pemindahan tanggal hingga 4 minggu juga memberikan kesempatan yang adil bagi semua pihak untuk berkampanye dan memberikan kepastian kepada warga Selandia Baru tanpa penundaan yang terlalu lama.

Dia juga menyebut bahwa Covid-19 akan berada di tengah masyarakat dalam beberapa waktu mendatang, tapi tidak mengurangi risiko gangguan pada pemilih dan partai.

“Inilah mengapa Komisi Pemilihan telah merencanakan kemungkinan mengadakan pemilu di mana negara berada di level 2, dengan beberapa bagian di level 3. Saya tidak akan mengubah tanggal pemilu lagi,” ujarnya.

Selandia Baru kembali ke kondisi wabah yang menyebar di masyarakatnya sejak dilaporkan berhasil memberantas penyakit itu pada Juni, dengan puluhan orang terinfeksi dan dikarantina di Auckland, kota berpenduduk 1,5 juta jiwa.

Berdasarkan data Worldometer hingga hari ini, negara tersebut memiliki jumlah infeksi sebanyak 1.622 kasus dengan angka kematian sebanyak 22 kasus dan pasien sembuh mencapai 1.531 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper