Bisnis.com, JAKARTA - Yayasan Madani Berkelanjutan menemukan provinsi dengan kerentanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tertinggi sekaligus kewaspadaan terhadap Covid-19.
Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan Muhammad Teguh Surya menjelaskan fakta itu diperoleh dari analisis mengenai pemetaan Area Rawan Terbakar (ART) dan Area Potensi Terbakar (APT) yang dikumpulkan dan diolah, kemudian disilangkan dengan data Indeks Kewaspadaan Provinsi (IKP) dari Kawal Covid-19.
Hasilnya, jelas dia, Sumatra Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Jambi merupakan provinsi dengan ancaman ganda yang cukup tinggi atas karhutla dan Covid-19.
"Apabila tidak diantisipasi, asap karhutla akan memperparah infeksi Covid-19," ujarnya dalam diskusi via daring, Kamis (13/8/2020).
Mereka juga mencatat ada empat provinsi dengan tingkat potensi terbakar paling luas, yakni Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara. Setiap provinsi juga diwakilkan setidaknya tiga kabupaten/kota dengan luas area potensi terbakar antara 169 hektare (Kabupaten Karimun) sampai 6.152 hektare (Kabupaten Natuna).
"Serangan ganda Karhutla dan Covid-19 ini telah nyata di depan mata," tuturnya.
Baca Juga
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P3ML) Wiendra Waworuntu menerangkan di masa karhutla akan timbul dampak kesehatan dalam munculnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
“Dampaknya kalau masa kebakaran hutan, ada beberapa jurnal yang mengatakan terjadi peningkatan juga kasus Covid-19 di udara panas, yang akan berdampak pada peningkatan kasus,” sebutnya.
Dia menjelaskan karhutla meningkatnya peluang virus melayang lebih lama di udara karena adanya aerosol yang diciptakan asap. Oleh sebab itu respons penanggulangan pada wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan menjadi penting.
Wiendra juga merasa pada situasi karhutla diperlukan protokol tersendiri untuk mencegah penularan serta penyebaran ISPA dan Covid-19
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan fokus BNPB tahun ini akan lebih banyak turun langsung ke unsur-unsur masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutla. "Pencegahan merupakan langkah terbaik," tegasnya.
Merujuk Instruksi Presiden Nomor 3/2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Doni menjabarkan ada tiga langkah preventif yang akan didorong.
Pertama, mengembalikan kodrat gambut yang basah, berair, dan berawa. Kedua, mengubah perilaku agar masyarakat mengintervensi pihak yang berupaya membakar lahan untuk membuka lahan. Ketiga, membentuk satgas di setiap daerah untuk memantik kepedulian dalam penanganan bencana.