Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gelombang Kedua Serangan Corona, Asia Mulai Terkena?

Vietnam melaporkan dua kasus pertama Covid-19 dalam lebih dari 3 bulan.
Papan iklan besar berisi pemberitahuan tentang virus Corona terpampang di jalanan Hanoi, Vietnam, Jumat (29/5/2020)./Bloomberg-Maika Elan
Papan iklan besar berisi pemberitahuan tentang virus Corona terpampang di jalanan Hanoi, Vietnam, Jumat (29/5/2020)./Bloomberg-Maika Elan

Bisnis.com, JAKARTA - Selain di Eropa, kekhawatiran gelombang kedua virus Corona juga merebak di Asia.

Dilansir Bloomberg, Senin (27/7/2020), Vietnam melaporkan dua kasus pertama dalam lebih dari 3 bulan.

Masing-masing pria berusia 57 dan 61 tahun yang mengunjungi rumah sakit pada 20 Juli dan 18 Juli 2020 setelah mengalami sejumlah gejala virus.

Sedangkan Korea Utara memutuskan menutup sebuah kota setelah menemukan seseorang yang mungkin terinfeksi.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memerintahkan penutupan Kaesong, sebuah kota di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.

Kim menghadiri pertemuan darurat Partai Buruh dan mengambil tindakan pencegahan untuk mengisolasi Kaesong pada Jumat pekan lalu.

Sementara Tokyo mencatatkan lebih dari 200 kasus baru selama enam hari berturut-turut dan Hong Kong setidaknya 100 infeksi lokal selama lima hari berturut-turut.

Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura pada konferensi pers Minggu kemarin mengimbau perusahaan agar 70 persen dari tenaga kerjanya mengadopsi komunikasi jarak jauh.

Pemerintah Jepang berencana mengadakan pertemuan panel minggu ini untuk menganalisis pandemi dan menyusun respons.

Di Irak, pemerintah berencana memberlakukan jam malam 10 hari dari akhir bulan ini dalam upaya mencegah penyebaran virus selama liburan Iduladha.

Jam malam akan dimulai pada 30 Juli. Pemerintah Irak akan meninjau situasi di akhir liburan. Irak telah melaporkan lebih dari 2.000 kasus virus Corona per hari dan jumlah total infeksi di negara itu di atas 100.000.

Sementara Iran melaporkan 216 kematian dan 2.333 kasus baru dalam 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah kematian menjadi 15.700 dari 291.172 kasus yang dicatat.

Pusat penyebaran lain yang semakin intensif yakni Australia. Negara bagian Victoria melaporkan rekor 532 kasus baru. Selain itu, kasus-kasus di China melonjak ketika gejolak di Xinjiang tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper