Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Daerah Ini Berstatus Awas Kekeringan Meteorologis

Sejumah provinsi mulai memasuki musim kemarau. Secara khusus BMKG mengingatkan terdapat empat daerah berstatus awas kekeringan meteorologis.
Ilustrasi sawah kekeringan./Reuters
Ilustrasi sawah kekeringan./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Tiga wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Kota Kupang, Kabupaten Belu, dan Timor Tengah Selatan serta Kabupaten Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat peringatan dini kekeringan meteorologis dengan status awas.

Deputi Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal menjelaskan bahwa empat kabupaten/kota tersebut telah mengalami deret hari kering lebih dari 60 hari.

"Kami sudah mengeluarkan surat peringatan dini kepada kepala daerah yang berpotensi kekeringan," ungkapnya melalui keterangan tertulis pada Minggu (26/7/2020).

Selain itu, 58 kabupaten/kota berstatus Siaga kekeringan yang tersebar di NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.

Hingga saat ini atau dasarian kedua Juli, berdasarkan pantauan BMKG, dari 342 daerah Zona Musim (ZOM), 69 ZOM telah memasuki musim kemarau seiring dengan dominannya sirkulasi angin Monsun Australia yang bersifat kering yang bertiup dari arah timur-tenggara.

Daerah-daerah yang telah memasuki musim kemarau adalah NTB, NTB, Bali, Jatim, sebagian besar Jateng, sebagian besar Jawa Barat, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, Sumatra Selatan bagian timur, Jambi bagian timur, dan sebagian besar Riau.

Wilayah berikutnya yang juga telah masuk kemarau meliputi sebagian besar Sumatra Utara, pesisir timur Aceh, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Timur bagian timur, Kalimantan Selatan bagian utara, Sulawesi Barat bagian selatan, pesisir selatan Sulsel, Sulawesi Utara bagian utara, Maluku bagian barat, Papua Barat bagian timur, serta Papua bagian utara dan selatan.

Dari wilayah-wilayah yang telah memasuki musim kemarau tersebut, 31 persen ZOM mengalami kondisi kering secara meteorologis berdasarkan indikator hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut atau deret hari kering yang bervariasi antara 21 sampai 30 hari, 31 sampai 60 hari, dan lebih dari 61 hari.

Wilayah yang mengalami deret hari kering lebih dari 30 hari antara lain Bangli, Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Denpasar di Bali. Selanjutnya Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Sleman di Yogyakarta serta Karanganyar, Kebumen, Klaten, Purworejo, Sukoharjo dan Wonogiri di Jateng.

Deret hari kering lebih dari sebulan juga dialami Bangkalan, Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Kota Surabaya, Lamongan, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, dan Situbondo di Jatim.

Hal serupa juga terjadi untuk wilayah Kabupaten Bima, Kota Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, dan Sumbawa Barat di NTB; Alor, Ende, Flores Timur, Kupang, Lembata, Manggarai Barat, Nagekeo, Ngada, Rote Ndao, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, dan Timor Tengah Utara di NTT; serta dan Kepulauan Selayar di Sulsel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper