Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antrean Panjang Jadi Kendala di Pemilu Singapura

Kendati protokol kesehatan diterapkan dengan baik, antrean yang terlampau panjang jadi kendala di Pemilu Singapura hari ini.
Warga Singapura mengisi kertas suara di tempat pemungutan suara di Poi Ching School, Singapura, Jumat (10/7/2020)/Bloomberg - WeiLeng Tay
Warga Singapura mengisi kertas suara di tempat pemungutan suara di Poi Ching School, Singapura, Jumat (10/7/2020)/Bloomberg - WeiLeng Tay

Bisnis.com, JAKARTA - Singapura melaksanakan Pemilu Legislatif di tengah kebijakan pembatasan sosial akibat Covid-19, Jumat (10/7/2020) hari ini. Kendati protokol kesehatan tepat bisa diterapkan, antrean panjang di sejumlah lokasi pemungutan suara tak dapat dihindari.

Termasuk di antaranya adalah antrean yang terdapat di lokasi Perdana Menteri Lee Hsien Loong menggunakan hak pilihnya.

"Saya pikir antreannya lebih panjang dari perkiraan. Tapi tidak apa, menurut saya petugas sudah mengusahakan yang terbaik," tutur Lee sesaat sebelum menggunakan hak pilihnya, dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/7).

Lee menilai dari pengamatannya protokol kesehatan sudah berjalan sesuai harapannya. Ia berharap tidak akan ada kenaikan kasus positif Covid-19 akibat pelaksanaan pesta demokrasi hari ini.

"Dari yang saya lihat, semua berjalan baik."

Lee datang ke lokasi pemilihan dengan penuh senyum. Dia tampak percaya diri. Mafhum, sejak awal banyak pengamat memprediksi partai pimpinannya, People's Action Party (PAP) bakal kembali menguasai kursi parlemen seperti halnya pada pemilu-pemilu sebelumnya.

"Saya rasa mereka akan mendapat suara mayoritas. Meskipun di saat bersamaan, selama proses kampanye sentimen terhadap mereka termasuk negatif. PAP selalu berada di sisi bertahan, menahan serangan dari lawan-lawannya," ujar peneliti kajian politik asia University of Nottingham, Bridget Welsh.

Kendati yakin PAP menang, Welsh menilai ada kemungkinan jumlah kursi mereka tak akan sedominan di pemilu legislatif sebelumnya.

Singapura sejauh ini banyak mendulang pujian karena tercatat sebagai negara dengan nol kematian akibat Covid-19. Namun, kekhawatiran kembali muncul lantaran dalam sepekan terakhir angka kasus harian di Negeri Singa kembali tampak meningkat.

Sempat ada kabar bahwa setelah pemilu pemerintah akan kembali memperketat pembatasan sosial, namun PM Lee enggan berkomentar lebih lanjut terkait kabar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper