Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astaga, Korea Selatan Hadapi Gelombang Kedua Virus Corona

Para ilmuwan memperkirakan bahwa Korea Selatan dapat mengalami 800 kasus baru dalam sehari jika transmisi tidak melambat.
Tentara Korea Selatan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sembari menyemprotkan disinfektan di jalanan Seoul, Korea Selatan, Kamis (5/3/2020)./Bloomberg-SeongJoon Cho
Tentara Korea Selatan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sembari menyemprotkan disinfektan di jalanan Seoul, Korea Selatan, Kamis (5/3/2020)./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) Jeong Eun-kyeong menyampaikan bahwa Korea Selatan saat ini tengah dilanda gelombang kedua virus corona.

"Gelombang pertama adalah dari Maret hingga April dan juga Februari hingga Maret. Kemudian kita melihat bahwa gelombang kedua yang dipicu oleh liburan di bulan Mei telah berlangsung," katanya, merujuk pada hari libur nasional Hari Anak pada 5 Mei lalu, seperti dikutip melalui Business Insider, Senin (22/6/2020).

Sebanyak 17 kasus baru dilaporkan pada hari Senin (22/6/2020), setelah penemuan 67 kasus baru pada hari Sabtu (20/6/2020) dan 48 kasus baru pada hari Minggu (21/6/2020). Ibu kota Seoul mencatatkan peningkatan terbesar dalam penambahan kasus baru.

KCDC awalnya meramalkan bahwa gelombang kedua akan muncul di musim gugur atau musim dingin. Namun perkiraan mereka ternyata salah. "Selama orang berinteraksi dekat dengan orang lain, kami percaya bahwa infeksi akan terus berlanjut," kata Jeong.

Gelombang kedua kota Seoul dapat dikaitkan dengan orang-orang yang kembali menggunakan transportasi umum lagi, katanya, menambahkan bahwa para ilmuwan memperkirakan bahwa Korea Selatan dapat mengalami 800 kasus baru dalam sehari jika transmisi tidak melambat.

Walikota Seoul Park Won-soon menyampaikan kepada Associated Press bahwa jika Seoul kembali diserang oleh virus, maka seluruh Korea Selatan juga akan melaporkan kenaikan kasus baru.

Park mengatakan dia dapat menerapkan kembali langkah-langkah pembatasan sosial di ibu kota jika rata-rata jumlah kasus baru per hari mencapai di atas 30 selama tiga hari berikutnya, dan jika rumah sakit kota melewati kapasitas 70 persen hunian tempat tidur.

Setelah China, Korea Selatan adalah salah satu negara pertama yang mengalami wabah besar pada Februari.

Namun, tidak seperti China, negara itu tidak pernah menerapkan lockdown skala besar, sebaliknya mengandalkan misi pelacakan dan pengujian yang canggih. Korea Selatan dengan cepat mengendalikan wabahnya dan dipuji di seluruh dunia sebagai model untuk pengendalian virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper