Bisnis.com, JAKARTA – Kasus baru infeksi virus Corona (Covid-19) terus bertambah di Beijing, sehingga menghadirkan tantangan terbesar bagi China untuk mencegah datangnya gelombang kedua.
Pada Kamis (18/6/2020), Beijing melaporkan 21 kasus baru Covid-19, sehingga menjadikan total kasus virus mematikan tersebut mencapai lebih dari 150 orang di ibu kota China ini.
Kendati laju infeksi baru secara harian melambat ketimbang hari-hari sebelumnya, para pejabat kesehatan setempat telah memperingatkan bahwa tumbuhnya kasus baru yang diduga berasal dari pasar buah dan sayuran grosir terbesar di kota itu diperkirakan akan terus tumbuh.
Pemerintah Beijing telah berjanji untuk melakukan segala upaya mengatasi penyebaran baru ini, yang telah menjalar ke sedikitnya empat provinsi lain.
Kota ini telah meningkatkan langkah pengendalian dengan membatalkan penerbangan, menutup sekolah dan membatasi kompleks perumahan, meskipun tindakan itu sejauh ini tidak seketat yang dilancarkan di bagian lain China.
Sementara itu, aktivitas penduduk di Beijing telah melambat karena kekhawatiran atas penyebaran infeksi. Menurut data yang diterbitkan oleh jejaring sosial Weibo, jumlah penumpang harian turun tajam pekan ini setelah sempat terus meningkat sejak volumenya turun ke nol selama periode awal pandemi.
Baca Juga
Kondisi tersebut seakan menjadi pengingat bahwa pemulihan ekonomi China akan tetap rentan terhadap kemunduran sampai virus mematikan tersebut diberantas.
Kebangkitan kasus baru juga menjadi peringatan serius bagi negara-negara lain tentang sulitnya memberantas virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 8,3 juta orang di seluruh dunia.
Jepang mengalami peningkatan kasus baru di ibu kota Tokyo, sementara munculnya kembali infeksi di Selandia Baru setelah sempat menikmati masa ‘bebas virus’ menambah kekhawatiran bahwa pandemi Covid-19 tidak surut di negara-negara Asia.
Di Amerika Serikat, negara-negara bagian seperti Texas dan Arizona melaporkan kasus infeksi baru dengan jumlah tertinggi.