Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBB, WHO, dan WWF Sebut Pandemi Corona Karena Kerusakan Alam

Pakar keanekaragaman hayati terkemuka telah mengingatkan wabah penyakit virus corona, atau bahkan lebih mematikan bisa terjadi di masa depan, karena kerusakan alam.
Seorang pasien 2019-nCoV di Rumah Sakit Hankou, Wuhan, memberikan isyarat jempol kepada tim kesehatan dari Second Military Medical University, Senin (27/1/2020)./Antara
Seorang pasien 2019-nCoV di Rumah Sakit Hankou, Wuhan, memberikan isyarat jempol kepada tim kesehatan dari Second Military Medical University, Senin (27/1/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Para pemimpin World Health Organization (WHO), United Nations (UN), dan World Wide Fund (WWF) menyatakan bahwa pandemi seperti virus corona merupakan hasil dari kerusakan alam yang dibuat oleh manusia.

Perdagangan satwa liar yang ilegal hingga kehancuran hutan dan tempat-tempat alam liar lainnya masih menjadi faktor pendorong di balik meningkatnya jumlah penyakit baru yang berpindah dari satwa liar ke manusia.

Para pemimpin lembaga internasional itu menyerukan adanya pemulihan hijau dan sehat dari kondisi pandemi Covid-19, terutama dengan mereformasi pertanian yang rusak dan program-program lingkungan yang berkelanjutan.

“Risiko penyakit [dari hewan ke manusia] baru yang muncul di masa depan lebih tinggi dari sebelumnya, dengan potensi untuk mendatangkan malapetaka pada kesehatan, ekonomi, dan keamanan global,” kata WWF dalam sebuah laporan yang diterbitkan, seperti dikutip The Guardian, Rabu (17/6).

Para pakar keanekaragaman hayati terkemuka juga telah mengingatkan wabah penyakit yang bahkan lebih mematikan bisa terjadi di masa depan, kecuali jika kerusakan ekosistem alam yang terjadi dapat ditangani.

Sebelumnya, PBB juga melaporkan bahwa Covid-19 merupakan tanda atau sinyal darurat bagi manusia. Dinyatakan juga bahwa perekonomian saat ini tidak mengakui keterlibatan dan ketergantungan manusia pada kesehatan alam.

“Kami telah melihat banyak penyakit muncul selama bertahun-tahun seperti Zika, Aids, SARS, dan Ebola yang semuanya berasal dari populasi hewan dalam kondisi tekanan lingkungan yang parah,” kata Elizabeth Maruma dari PBB, Maria Neira dari WHO, dan Marco Lambertini dari WWF.

Mereka menyebut hadirnya virus corona baru saat ini merupakan manifestasi dari hubungan yang tidak seimbang antara alam dan manusia. Selain itu, gambaran yang terjadi saat ini menunjukkan perilaku destruktif manusia terhadap alam, yang justru membahayakan populasi manusia.

Sayangnya bahkan dengan kondisi yang demikian, laporan dari sejumlah negara dan lembaga yang berkaitan dengan alam menyatakan saat ini masih terjadi peningkatan perburuan liar, pembalakan, dan kebakaran hutan.

Selain itu, sejumlah negara juga dilaporkan terlibat dalam isu negatif lingkungan bahkan adanya pemotongan dana untuk kegiatan konservasi, “Ini semua justru terjadi saat kita semua sangat membutuhkannya,” kata mereka.

Sementara itu, laporan WWF menyimpulkan bahwa pendorong utama penyakit yang berpindah dari hewan liar ke manusia adalah kerusakan alam, intensifikasi pertanian, dan produksi ternak, serta perdagangan konsumsi satwa liar yang berisiko tinggi.

Laporan yang dirilis WWF juga menyebut sekitar 60 hingga 70 persen penyakit baru yang muncul pada manusia sejak 1990 berasal dari satwa liar. Sejak saat itu, sekitar 178 juta hektare hutan telah ditebang, angka itu setara dengan 7 kali luas wilayah inggris.

Laporan tersebut mendesak semua pihak berwenang untuk menegakkan hukum terkait perusakan alam dari rantai pasok yang terkait dengan alam. Adapun, laporan juga meminta kepada masyarakat umum untuk merancang pola hidup yang berkelanjutan.

Daging sapi, minyak sawit, dan kedelai merupakan komoditas yang sering dikaitkan dengan deforestasi. Para ilmuwan mengatakan cara terefektif untuk manusia mengurangi dampak lingkungan pada planet ini adalah dengan menghindari konsumsi daging dan produk susu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper