Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Powell, Stimulus Corona, dan Perdebatan Kongres AS

Gubernur Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell berusaha bersikap netral dalam perdebatan Kongres AS mengenai kebutuhan stimulus lebih lanjut untuk menopang perekonomian yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Jerome Powell/
Jerome Powell/

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell berusaha bersikap netral dalam perdebatan Kongres AS mengenai kebutuhan stimulus lebih lanjut untuk menopang perekonomian yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Dalam sesi dengar pendapat Komite Perbankan Senat pada Selasa (19/5/2020) waktu setempat, Powell, yang menyampaikan testimoni bersama dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, menegaskan pandangannya bahwa mungkin diperlukan lebih banyak bantuan fiskal.

Pernyataan itu memberi sedikit amunisi pada kubu Demokrat untuk melancarkan rancangan undang-undang (RUU) stimulus tambahan senilai US$3 triliun yang telah ditolak Partai Republik dan Presiden Donald Trump.

Namun, di sisi lain, Powell juga terkesan tidak memberi dukungan penuh soal stimulus. Sikapnya ini melegakan anggota Republik seperti Senator Pat Toomey yang mendesak pendekatan lebih lambat.

“Saya berkomentar tentang kebijakan fiskal pada umumnya dan saya enggan menyinggung waktu dan ketentuan khususnya,” jawab Powell atas pertanyaan yang dilontarkan Brian Schatz, seorang anggota Demokrat dari Hawaii, dilansir dari Bloomberg.

Keengganan Powell untuk berdebat soal stimulus lebih lanjut menunjukkan kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat mengenai skala dan waktu untuk keberlanjutan stimulus fiskal tambahan.

Prospek rebound dalam bursa kerja pun menjadi semakin redup di tengah lonjakan tingkat pengangguran dan nihilnya pengobatan ataupun vaksin untuk virus mematikan tersebut.

Baik Powell dan Mnuchin sama-sama mendapat tekanan mengenai jumlah dana yang telah dikucurkan melalui program-program yang sudah beroperasi.

Mnuchin dicecar oleh Demokrat tentang bagaimana pengerahan stimulus penyelamatan telah cukup untuk membantu para pekerja serta usaha kecil dan menengah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar.

Salah satu fokus menarik di antara anggota kongres selama sidang itu adalah tentang potensi untuk langkah dukungan tambahan.

Powell mengatakan The Fed siap menggunakan semua amunisinya untuk membantu ekonomi AS mengatasi pandemi Covid-19, ketika perhatian beralih mengenai apakah Partai Republik dan Demokrat akan menyetujui lebih banyak bantuan fiskal.

“Kami berkomitmen untuk menggunakan berbagai alat yang kami punya untuk mendukung ekonomi di masa yang sulit ini meskipun kami menyadari bahwa tindakan ini hanya bagian dari respons sektor publik yang lebih luas,” ujar Powell.

Bekerja sama dengan Departemen Keuangan AS, The Fed telah melancarkan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pasar dan ekonomi sejak pertengahan Maret, ketika banyak bisnis di negeri ini ditutup dan warga Amerika tetap tinggal di rumah demi menahan penyebaran virus corona.

The Fed juga telah memangkas suku bunga menjadi hampir nol dan meluncurkan sembilan program pinjaman darurat, dengan mendukung korporasi hingga pasar kredit kota seiring dengan upayanya menstabilkan akses ke pembiayaan.

Bank sentral AS tersebut masih berusaha untuk meluncurkan empat dari sembilan fasilitas, termasuk satu yang ditujukan untuk Main Street. Fasilitas ini adalah salah satu program paling berisiko dan paling menantang yang telah dilakukan The Fed mengingat keragaman bisnis yang kemungkinan akan melakukan pinjaman.

“Kami berharap semuanya akan siap berjalan pada akhir bulan ini. Banyak pihak benar-benar bekerja sepanjang waktu dan selama berpekan-pekan,” jawab Powell tentang program-program yang tersisa.

Seruan untuk lebih banyak stimulus dari Demokrat sangat kontras dengan pandangan dari para anggota Republik dan Trump bahwa cara terbaik untuk menghidupkan kembali ekonomi adalah dengan mengakhiri lockdown yang bertujuan meredam keliaran virus Corona.

Selama dengar pendapat pada Selasa, Mnuchin memperingatkan bahaya signifikan bagi perekonomian jika lockdown diperpanjang.

“Ada risiko kerusakan permanen. Dan seperti yang saya katakan sebelumnya, kami sadar akan isu-isu kesehatan dan kami ingin melakukan ini dengan seimbang dan aman,” ucap Mnuchin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper