Bisnis.com, JAKARTA— Jumlah kasus positif virus corona di India menembus 100.000 sejalan dengan langkah Perdana Menteri India Narendra Modi melonggarkan karantina wilayah.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/5/2020), lonjakan kasus baru di India menempatkannya sebagai negara dengan lonjakan kasus tertinggi di Asia. Hal itu, tercatat oleh Universitas Johns Hopkins.
Negara berpenduduk 1,3 miliar itu memiliki 100.328 kasus positif dengan 3.156 korban meninggal pada Selasa. Tambahan kasus baru menyentuh 5.242 sehingga jumlah kasus melebihi 100.000.
Bloomberg Coronavirus Tracker menyebut India saat ini menjadi salah satu negara dengan paparan terparah pandemi dengan lonjakan kasus baru sebesar 28 persen dibandingkan pekan lalu.
Tetangga India, Pakistan memiliki 42.125 kasus dengan 903 korban meninggal dunia. Lonjakan kasus baru di Pakistan sebesar 19 persen pada periode yang sama.
Penambahan kasus baru virus corona telah diproyeksikan sebelumnya. Adapun, faktor pendorong utama yakni dibuka kembalinya kegiatan ekonomi.
“Tantangan-tantangannya sangat besar namun dengan strategi dua sisi bisa menurunkan penularan dan melandaikan kurva,” ujar profesor di Organisasi Kesehatan Masyarakat India, Rajmohan Panda.
Sejak Senin, India telah melonggarkan kegiaitan pada industri, toko, perkantoran dan moda transportasi publik. Kendati demikian, pemerintah telah memperpanjang perjalanan antar wilayah dan negara hingga 31 Mei.
Kendati pemerintah mulai melonggarkan kegiatan ekonomi, perusahaan masih menghadapi kesulitan untuk menjalankan kembali usahanya. Langkah tersebut masih terhambat pembatasan perjalanan, rantai pasok yang terganggu dan tak tersedianya tenaga kerja.
Seperti diketahui, pekerja migran telah kembali ke kota asalnya karena sebelumnya kegiatan ekonomi terhenti akibat pandemi virus corona. Mereka yang memilih kembali ke desa dan enggan kembali ke kota akan berimbas pada kontraksi ekonomi selama setahun penuh.