Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Bakal Longgarkan Lockdown. Pebisnis, Camkan Syarat Ini!

Pemerintah Singapura pekan ini akan menguraikan bagaimana rencananya untuk mengurangi pembatasan-pembatasan yang telah diberlakukan sejak awal April guna meredam persebaran penyakit virus corona (Covid-19).
PM Singapura Lee Hsien Loong menegaskan negeri itu akan melakukan sejumlah langkah baru menghadapi Corona/Faceboo-Lee Hsien Loong
PM Singapura Lee Hsien Loong menegaskan negeri itu akan melakukan sejumlah langkah baru menghadapi Corona/Faceboo-Lee Hsien Loong

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Singapura pekan ini akan menguraikan bagaimana rencananya untuk mengurangi pembatasan-pembatasan yang telah diberlakukan sejak awal April guna meredam persebaran penyakit virus corona (Covid-19).

Sejumlah pejabat pemerintah sebelumnya menyatakan bahwa setiap pencabutan lockdown parsial (circuit breaker) akan dilakukan secara bertahap dan terkalibrasi.

Langkah itu sendiri sebenarnya sudah dimulai. Pekan lalu, salon rambut dan layanan binatu diizinkan untuk melanjutkan operasi mereka. Lalu pada Jumat (15/5/2020), pihak otoritas mengatakan akan memperbolehkan lebih banyak pekerja konstruksi kembali bekerja mulai 2 Juni.

Di sisi lain, pejabat pemerintah juga telah memperingatkan bahwa jumlah kasus infeksi virus corona di masyarakat akan meningkat ketika negara ini memulai kembali aktivitas perekonomiannya. Langkah pelonggaran harus dilakukan dengan cara sedemikan rupa untuk mencegah gelombang infeksi kedua.

“Langkah keluar secara terkendali dan bertahap dari circuit breaker akan membutuhkan kesabaran dan disiplin dari kita semua,” ujar Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong dalam suatu unggahan di Facebook pada Minggu (17/5/2020), dilansir melalui Bloomberg.

Hanya berselang dua pekan tersisa sebelum kebijakan 'circuit breaker' berakhir pada 1 Juni, berikut adalah beberapa faktor yang tengah diupayakan Singapura sebelum langkah-langkah pembatasan utama dapat dilonggarkan.

Jumlah kasus

Menteri Kesehatan Gan Kim Yong telah menegaskan bahwa sebelum pembatasan utama dapat dicabut, jumlah infeksi di masyarakat, selain kelompok pekerja migran, idealnya harus turun menjadi nol atau single digit setiap hari. Jumlah infeksi harian di dalam masyarakat telah mencapai single digit sejak 10 Mei.

Gan juga mengatakan jumlah kasus di asrama-asrama pekerja migran yang terdampak hebat perlu berkurang. Di tempat ini, jumlah infeksi membentuk lebih 90 persen dari total beban kasus di Singapura sejak wabah ini dimulai.

Jumlah kasus yang terkonfirmasi di tempat itu telah turun secara harian, dari sekitar seribu pada pertengahan April menjadi rata-rata sekitar 670 kasus per hari dalam tujuh hari terakhir. Per 17 Mei. jumlah total kasus corona Singapura telah mencapai 28.000 pasien.

Prosedur kerja

Perusahaan-perusahaan harus mematuhi serangkaian tindakan pencegahan sebelum mereka dapat melanjutkan operasi. Tindakan yang dimaksud antara lain menerapkan sistem tindakan manajemen yang aman, termasuk menunjuk petugas manajemen yang aman.

Mereka juga harus mengurangi interaksi fisik serta memastikan langkah-langkah menjaga jarak, seperti membiarkan karyawan untuk bekerja dari rumah jika mungkin dan jam kerja bergilir.

Perusahaan juga perlu mendukung persyaratan penelusuran kontak, serta mengharuskan semua karyawan dan pengunjung di lokasi mengenakan masker. Selain itu, perusahaan perlu memastikan tempat kerja yang bersih serta menerapkan pemeriksaan dan protokol kesehatan.

Adapun untuk sebagian kecil pekerja konstruksi yang kembali bekerja, mereka perlu dites secara berkala atas virus ini, memakai masker, dan mengatur interaksi sosial.

Pengujian

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kapasitas pengujian sebesar lima kali lipat, dari sekitar 8.000 per hari menjadi 40.000 tes setiap hari tahun ini. Para pekerja asing yang tinggal di asrama-asrama negara ini juga akan dites.

Selain pekerja, pemerintah juga berencana untuk secara progresif menguji 16.000 manula yang tinggal di panti jompo pada awal Juni, serta 5.000 penduduk dan staf lainnya di panti sosial, tempat penampungan, dan tempat bagi penyandang cacat dewasa.

Selain kelompok tersebut, Singapura akan memprioritaskan pengujian untuk para pekerja di garis depan yang merawat pasien terinfeksi, mereka yang menderita penyakit pernapasan, serta pekerja migran dimana tes berulang diperlukan. Kit pengujian harus dialokasikan untuk pekerja dalam layanan penting seperti pengelolaan limbah, logistik, dan keuangan.

“Pengujian akan menjadi sumber daya nasional, yang akan kami terapkan secara strategis untuk memastikan Singapura aman dari virus," menurut Wong pada 9 Mei.

Pelacakan kontak

Pemeriksaan untuk masuk ke dalam supermarket dan mal telah diwajibkan sejak 12 Mei. Pemerintah juga mengatakan sedang mencari lebih banyak solusi teknologi seperti aplikasi berteknologi tinggi atau kunci dongle untuk membantu pelacakan kontak.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura perlu memanfaatkan sepenuhnya teknologi informasi untuk memerangi wabah virus corona, serta mendesak lebih banyak penduduk untuk menggunakan aplikasi pelacakan-kontak di dalam ponsel yang disebut TraceTogether.

Aplikasi ini diluncurkan pada bulan Maret dan telah diinstal oleh 1,4 juta pengguna dari 5,7 juta penduduk Singapura. Namun, tidak semua dari mereka menyalakan Bluetooth, prasyarat agar aplikasi itu dapat bekerja.

Situasi Global

Menurut Menkes Gan Kim Yong, pemerintah perlu mencermati situasi secara global, termasuk situasi masing-masing negara untuk menginformasikan cakupan dan pendekatan mengenai pembukaan kembali perbatasan-perbatasan Singapura.

“Untuk setiap pembukaan kembali perbatasan, negara Asia Tenggara ini kemungkinan akan mulai dari kecil dan secara selektif, serta terus menerapkan kombinasi persyaratan isolasi dan pengujian,” terangnya.

Singapura, lanjut Wong, siap untuk bekerja secara bilateral dengan negara-negara dan wilayah-wilayah jika ada cukup tindakan pencegahan, seperti pengujian sebelum keberangkatan dan pada saat kedatangan. Singapura juga akan mempertimbangkan faktor-faktor termasuk tingkat infeksi di setiap negara dan jenis tindakan pencegahan yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper