Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Bisnis di Australia Memburuk, Pengangguran Bakal Meningkat Dobel Digit

Kondisi bisnis di Australia memburuk lebih lanjut pada April akibat terdampak wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi bisnis di Australia memburuk lebih lanjut pada April akibat terdampak wabah penyakit virus corona (Covid-19).

Segmen perdagangan, profitabilitas, dan kepegawaian mengalami pelemahan karena bidang-bidang ekonomi yang besar ditutup sebagai bagian dari upaya untuk membendung persebaran corona.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (12/5/2020), National Australia Bank Ltd. mengatakan indeks kondisi - yang mengukur perekrutan, penjualan, dan laba - merosot ke level -34 pada April dari -22 pada Maret 2020.

Di sisi lain, tingkat kepercayaan bisnis mengoreksi sebagian penurunannya dengan naik dari level -65 pada bulan Maret menjadi -46 pada April. Adapun, kondisi kepegawaian jatuh dari -20 ke level -35, mendekati rekor level terendahnya.

“Penurunan indeks kepegawaian konsisten dengan pelepasan karyawan secara signifikan oleh para responden," ujar Alan Oster, kepala ekonom di NAB, dilansir dari Bloomberg. Survei NAB dilakukan pada 23-30 April terhadap lebih dari 400 perusahaan.

“Ini konsisten dengan ukuran lain yang telah kita lihat, seperti data payroll Biro Statistik Australia. Secara keseluruhan, survei tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengangguran akan meningkat secara substansial pada April,” paparnya.

Sementara itu, bank sentral Australia memperkirakan tingkat pengangguran akan naik menjadi 10 persen pada Juni seiring dengan kontraksi ekonomi selama lockdown.

Inisiatif JobKeeper pemerintah yang membuat pekerja terikat pada majikan mereka selama penutupan, berikut penurunan yang diperkirakan dalam partisipasi angkatan kerja, kemungkinan akan membatasi sebagian peningkatan dalam tingkat pengangguran resmi.

Sejumlah ekonom memperkirakan 575.000 pekerjaan akan hilang pada bulan April dan tingkat pengangguran melonjak menjadi 8,2 persen dari 5,2 persen pada Maret, menjelang data tenaga kerja yang akan dirilis Kamis (14/5/2020). Adapun, tingkat partisipasi diperkirakan akan turun menjadi 65,3 persen dari 66 persen.

“Meski kemungkinan tindakan pengendalian virus corona bisa melonggar lebih cepat dari perkiraan, kami berharap ini akan menjadi proses bertahap,” kata Oster.

“Kami juga khawatir pukulan terhadap kepercayaan akan memberi dampak berkelanjutan pada perekrutan dan belanja modal yang dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan untuk beberapa waktu,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper