Bisnis.com, JAKARTA - Pelaksana Tugas Kepala Badan Litbangkes Kemenkes Abdul Kadir mengatakan upaya percepatan pemeriksaan spesimen Covid-19 masih terkendala dengan persoalan minimnya jumlah sampel yang diterima oleh jejaring laboratorium.
“Kapasitas terpasang dari 41 laboratorium yang aktif sekitar 12.300. Namun, ternyata hanya 5000 kapasitas yang terpakai. Karena jumlah sampel yang masuk masih sedikit,” kata dia dalam diskusis virtual kemenkes yang disiarkan Radio Elshinta, Jakarta, pada Selasa (5/4/2020).
Menurut dia, saat ini jumlah sampel yang diterima laboratorium untuk pemeriksaan PCR terbatas pada pasien yang ODP ataupun PDP. Kemudian, dia mengimbuhkan, sejumlah spesimen yang dirujuk oleh rumah sakit.
“Memang sampel yang masuk perlu ditambah dengan meningkatkan skrining awal dan kemudian dibarengi dengan pemeriksaan PCR,” tuturnya.
Dia menerangkan rata-rata kapasitas terpasang dari sebuah laboratorium itu adalah 300 pemeriksaan per hari. Dengan demikian, menurut dia, jika 41 laboratorium dikalikan 300 kapasitas terpasang maka kemampuan tes per hari adalah 12.300.
“Jadi apa yang ditargetkan Presiden sebenarnya sudah kita lampaui. Kita sudah bisa memeriksa 12 ribu sampel spesimen,”tuturnya.
Presiden Joko Widodo meminta percepatan pengetesan polymerase chain reaction (PCR). Dia ingin dilakukan pengetesan 10.000 spesimen per hari.
“Tes PCR sampai hari ini sudah menjangkau 26.500 tes. Ini juga lompatan yang baik, tapi saya ingin setiap hari paling tidak kita bisa tes lebih dari 10.000,” kata Presiden dalam rapat terbatas dengan Gugus Tugas Covid-19 melalui video conference, Senin (13/4/2020).
Jokowi melanjutkan bahwa saat ini pemerintah tengah berupaya mendatangkan 18 buah alat tes PCR. Setiap alat memiliki kapasitas 5.000 spesimen per hari.
“Berarti 18 [alat PCR] per hari bisa tes 9.000, sangat baik,” kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga meminta jangkauan tes PCR diperluas, utamanya di daerah episentrum. Presiden meminta penumpukan sampel di laboratorium dikurangi.