Bisnis.com, JAKARTA – Mengacu kepada data hasil riset McKinsey & Company menyebutkan hingga 2030, Indonesia berpotensi kehilangan 23 juta pekerjaan akibat Revolusi Industri 4.0.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono angkat bicara.
Dia mengatakan bahwa hal tersebut mampu mengubah dan menggeser posisi para tenaga kerja hingga pada akhirnya akan menghilangkan berbagai jenis pekerjaan, sehingga Kartu Prakerja menjadi solusinya.
Menurutnya, pemanfaatkan teknologi akan menciptakan lapangan pekerjaan dan banyak perubahan di masa depan. Ada potensi kehilangan lahan pekerjaan akan tergantikan dengan pekerjaan baru dan ini mengancam masyarakat tentunya.
"Jadi tak semua kemajuan teknologi akan berdampak negatif, sebab akan ada sekitar 27 hingga 46 pekerjaan baru muncul ini akan menggantikan pekerjaan lama yang telah hilang," ungkapnya melalui Video Conference bersama Media di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Oleh karena itu, dia mengklaim bahwa saat ini, pemerintah tengah berupaya dalam mencetuskan Kartu Prakerja agar masyarakat mampu mengembangkan kemampuannya sebagai tenaga kerja yang memiliki ragam kemampuan.
Baca Juga
"Sebab banyak dari para pelatihan program Kartu Prakerja ini memiliki pelatihan up skilling untuk pembekalan terhadap tenaga kerja yang akan memasuki dunia kerja," terangnya.