Bisnis.com, JAKARTA – Hong Kong mengumumkan rencana untuk membuka kembali kantor pemerintah dan beberapa fasilitas publik.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan ini merupakan langkah hati-hati untuk membuat perekonomian kembali berjalan di tengah ancaman wabah virus corona (Covid-19) dan aksi protes politik baru.
Pegawai pemerintah akan mulai kembali bekerja mulai 4 Mei, sedangkan fasilitas umum termasuk museum dan perpustakaan yang telah ditutup selama pandemi akan kembali dibuka.
Pihak berwenang belum memutuskan apakah akan memperpanjang langkah-langkah jarak interaksi sosial hingga lewat dari 7 Mei, seiring dengan terus berkurangnya angka infeksi harian di negara kota ini.
"Ketika kita melonggarkan kebijakan pembatasan, jika perlu, kita mungkin perlu mengetatkannya lagi sampai ada vaksin yang dikembangkan," kata Lam pada briefing sebelum pertemuan dengan Dewan Eksekutif, seperti dikutip Bloomberg.
Langkah pembukaan kembali ini diumumkan pada hari yang sama saat Selandia Baru mulai melonggarkan lockdown yang telah berlangsung hingga hampir lima pekan. Perdana Menteri Jacinda Ardern menurunkan tingkat siaga menjadi 3 dan memungkinkan pekerja untuk kembali bekerja dan membuka kembali gerai makanan.
Baca Juga
Aksi Protes Baru
Wabah Covid-19 dan pembatasan jarak sosial telah mengurangi aksi protes pro demokrasi yang mengguncang pusat keuangan Asia ini selama beberapa bulan terakhir. Tetapi ketika kasus-kasus virus mereda, para aktivis telah mulai mengorganisir demonstrasi baru.
Aksi demonstrasi yang dihadiri sekitar 100 orang pada hari Jumat berakhir dengan damai di pusat perbelanjaan, sementara dua hari kemudian dibubarkan oleh polisi setelah pihak berwenang memperingatkan para demonstran bahwa mereka akan melanggar peraturan yang melarang kelompok berkumpul lebih dari empat orang.
Pekan lalu, Hong Kong memperpanjang langkah-langkah jarak interaksi sosial selama 14 hari ke depan, dengan mengatakan bahwa ini bukan saatnya untuk menurunkan kewaspadaan. Banyak pengunjuk rasa khawatir bahwa pemerintahan yang didukung China tersebut tetap akan menerapkan pembatasan dalam upaya untuk menekan kerusuhan politik.
Kota ini telah menanggulangi penyebaran virus melalui langkah-langkah pembatasan sosial sejak akhir Januari, pembatasan perjalanan, pelacakan kontak, dan karantina wajib.
Hong Kong melaporkan nol kasus baru setiap hari selama empat terakhir. Sementara kasus kematian baru tidak tercatat dalam delapan hari terakhir. Hampir semua infeksi baru ditemukan pada orang dengan riwayat perjalanan ke luar negeri.
Keberhasilan Hong Kong dalam mengendalikan virus sangat kontras dengan banyak pusat kota lainnya di seluruh dunia, termasuk Singapura, yang telah berjuang untuk menghentikan penyebaran dari asrama pekerja migran yang penuh sesak.