Bisnis.com, JAKARTA - Tiga hari terakhir ini isu kelangkaan reagen yang digunakan untuk menguji virus corona SARS-CoV-2 dengan metode real time polymerase chain reaction (RT-PCR) menjadi bahan perbincangan.
Betapa tidak, karena reagen tidak ada maka sejumlah laboratorium di Indonesia tak bisa melakukan pemeriksaan virus corona seperti di Jakarta, Pekanbaru, Palembang.
Ada tujuh laboratorium jejaring Kementerian Kesehatan untuk pemeriksaan spesimen yang bekerja di bawah performa karena terhambat melakukan uji virus corona akibat kelangkaan reagen. Tujuh laboratorium itu tersebar di Surabaya, Palembang, dan Jakarta.
Di Jakarta, dua laboratorium yang bekerja di bawah peforma adalah Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL).
Reagen adalah bahan yang digunakan dalam suatu reaksi kimia. Ini adalah bahan utama dari setiap tes berbasis bahan kimia, seperti halnya enzim, probe, dan primer yang dibuat agar sesuai dengan genom virus corona (dalam pemeriksaan virus SARS-CoV-2).
Jadi, dalam tes virus corona bisa dikatakan ujung tombak pengujian dalam perang melawan virus corona.
Untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan RT-PCR.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak negara-negara untuk meningkatkan pengujian Covid-19.
"Cara paling efektif untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa adalah dengan memutus rantai penularan. Untuk melakukan itu, Anda harus menguji dan mengisolasi. Anda tidak dapat memadamkan api dengan mata tertutup, dan kami tidak dapat menghentikan pandemi ini jika kami tidak tahu siapa yang terinfeksi. Kami memiliki pesan sederhana untuk semua negara: tes, tes, tes, tes,” katanya seperti dikutip dari www.clinicallabmanager.com pada 23 Maret 2020.