Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Virus Corona di China Mungkin 4 Kali Lipat dari Data Resmi

Penelitian mengungkapkan lebih dari 232.000 orang mungkin telah terinfeksi pada gelombang pertama Covid-19 di China daratan, empat kali lipat dari angka resmi.
Sepasang orang tua beserta bayinya menggunakan pakaian pelindung saat berada di Bandara Internasional Tianhe Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat wabah virus corona jenis baru Covid-19 pada Jumat (10/4/2020)./Antara/Reuters
Sepasang orang tua beserta bayinya menggunakan pakaian pelindung saat berada di Bandara Internasional Tianhe Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat wabah virus corona jenis baru Covid-19 pada Jumat (10/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah penelitian oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat di Hong Kong University mengatakan bahwa lebih dari 232.000 orang mungkin telah terinfeksi pada gelombang pertama Covid-19 di China daratan, empat kali lipat dari angka resmi.

Daratan China melaporkan lebih dari 55.000 kasus pada 20 Februari, tetapi menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal kesehatan Lancet, jumlah sebenarnya akan jauh lebih besar jika definisi kasus Covid-19 yang digunakan saat ini diterapkan sejak awal.

China hingga kini melaporkan lebih dari 83.000 kasus Covid-19, dengan lebih dari 4.000 kermatian.

Namun secara global, jumlah kematian akibat virus crona telah melampaui 183.000, dengan jumlah kasus seluruh dunia lebih dari 2,6 juta.

"Jika versi terkini [kelima] dari definisi kasus diterapkan selama wabah berlangsung dengan kapasitas pengujian yang cukup, kami memperkirakan bahwa pada 20 Februari 2020, ada 232.000 kasus terkonfirmasi di China," tulis penelitian itu, seperti dilansir melalui Guardian, Kamis (23/4).

Komisi Kesehatan Nasional China mengeluarkan tujuh versi definisi kasus untuk Covid-19 antara 15 Januari dan 3 Maret, dan penelitian menemukan bahwa perubahan ini memiliki pengaruh besar pada berapa banyak infeksi yang terdeteksi sebagai kasus terkonfirmasi.

China terus dihadapkan dengan skeptisisme global atas pelaporan kasusnya. Pekan lalu Beijing mengungkapkan jumlah kematian di Wuhan, tempat virus corona diyakini berasal, ternyata 50 persen lebih tinggi dari laporan pertama.

Pada Rabu (22/4), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa AS percaya Partai Komunis China yang berkuasa telah gagal untuk melaporkan wabah virus corona secara tepat waktu.

Pemerintah AS dan Australia telah menyerukan suatu penyelidikan internasional dalam penanganan wabah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper