Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Manufaktur Jerman Merosot Terdalam Sepanjang Sejarah

Purchasing Managers’ Index (PMI) IHS Markit anjlok ke 17,1 pada April dari 35 pada Maret, terendah sejak 22 tahun lalu. Angka itu jauh lebih rendah dari perkiraan para ekonom sebesar 28,5.
Seorang perempuan mengenakan masker berjalan melewati papan petunjuk yang memandu orang ke pintu masuk stasiun penguji korona di sebuah rumah sakit di Berlin, Jerman./Bloomberg
Seorang perempuan mengenakan masker berjalan melewati papan petunjuk yang memandu orang ke pintu masuk stasiun penguji korona di sebuah rumah sakit di Berlin, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Jerman mengalami penurunan lebih dalam dari yang diperkirakan pada awal kuartal kedua karena pembatasan terkait virus corona menyebabkan jatuhnya permintaan.

Purchasing Managers’ Index (PMI) IHS Markit anjlok ke 17,1 pada April dari 35 pada Maret, terendah sejak 22 tahun lalu. Angka itu jauh lebih rendah dari perkiraan para ekonom sebesar 28,5. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah 50 menandakan kontraksi.

Angka tersebut juga menggambarkan bagaimana ekonomi Eropa dan dunia menuju resesi yang tajam karena tindakan keras pemerintah terhadap pergerakan dan bisnis. Ukuran aktivitas di Prancis juga turun ke rekor terendah pada April.

PMI Jerman menunjukkan bisnis baru mengalami penurunan terbesar dalam sejarah, dimana jasa merupakan sektor yang paling terdampak. Hal itu mencerminkan pukulan untuk industri hiburan, maskapai penerbangan, restoran dan hotel.

"Angka ini melukiskan gambaran mengejutkan tentang dampak pandemi pada bisnis," kata Ekonom IHS Markit Phil Smith dalam laporan itu, dilansir Bloomberg, Kamis (23/4/2020).

Ada penurunan rekor dalam pekerjaan, bahkan ketika banyak perusahaan mengurangi jam kerja karyawan untuk menghindari PHK jika memungkinkan. Dengan permintaan terjun bebas, perusahaan juga memangkas harga pada laju tercepat dalam lebih dari satu dekade.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper