Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Tertekan Covid-19, Pendapatan Huawei Tumbuh Tipis

Kenaikan pendapatan Huawei hanya sebesar 1,4 persen menjadi 182,2 miliar yuan atau senilai US$25,7 miliar, turun dari kenaikan 19 persen pada tahun lalu.
Logo perusahaan Huawei terlihat di kantor pusat perusahaan di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Cina 17 Juni 2019./Reuters
Logo perusahaan Huawei terlihat di kantor pusat perusahaan di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Cina 17 Juni 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan bisnis Huawei Technologies Co. melambat pada kuartal I/2020 setelah pandemi virus corona atau Covid-19 menekan permintaan untuk smartpone dan peralatan jaringan di seluruh dunia.

Dilansir melalui Bloomberg, Huawei melaporkan kenaikan pendapatan hanya sebesar 1,4 persen menjadi 182,2 miliar yuan atau senilai US$25,7 miliar, turun dari kenaikan 19 persen sepanjang tahun lalu.

Margin laba bersihnya menyusut menjadi 7,3 persen dari 8 persen secara tahunan.

"Meskipun tingkat pertumbuhan kami telah melambat, ini adalah kinerja yang tangguh di tengah tantangan Entity List dan virus corona," kata Wakil Presiden Huawei Victor Zhang, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (21/4/2020).

Virus corona baru ini telah menekan permintaan smartphone, yang menjadi komoditas andalan Huawei untuk bersaing dengan Apple Inc. serta sebagai pendorong pertumbuhan, apalagi saat ini peluncuran jaringan 5G global telah melambat.

Pandemi ini telah mengalahkan tahun bisnis yang sulit pada 2019, ketika pemerintahan Trump memasukkan perusahaan teknologi terbesar China itu ke dalam black list dan melancarkan kampanye yang membujuk sekutunya agar tidak menggunakan perangkat telekomunikasi Huawei.

Huawei sekarang lebih mengandalkan pasar dalam negeri untuk menggerakkan bisnisnya.

Di saat China mengalami kontraksi ekonomi pertama dalam satu dekade pada kuartal I/2020, negara ini sedang dalam masa pemulihan setelah menangani Covid-19.

Menurut data dari Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China, pasar telepon negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu menyusut pada bulan Maret.

Namun, pada saat yang sama Apple justru melaporkan peningkatan pengiriman iPhone ke China, menunjukkan permintaan di segmen premium mungkin hanya tertunda bukan padam.

"Penjualan tetap berada di bawah kendali dan sebagian besar toko [tetap] buka," ujar CEO Divisi Konsumen Huawei Richard Yu beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper