Bisnis.com, JAKARTA -- Bank terbesar di Dubai Emirates NBD PJSC menyisihkan provisi untuk antisipasi perburukan kredit.
Langkah tersebut memberikan gambaran kepada para investor mengenai dampak dari virus corona dan harga minyak yang anjlok menekan industri bank di Teluk Persia.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (20/4/2020), dana yang dialosikan Bank Emirates NBD untuk pencadangan meningkat 4 kali lipat hingga mencapai hampir US$700 juta. Nilai ini tertinggi, setidaknya dari 2008 berdasarkan data Bloomberg.
Peningkatan provisi ini menyebabkan laba Bank Emirates NBD pada kuartal I/2020 anjlok sebesar 24 persen.
Perusahaan menggenjot provisi untuk berjaga-jaga perburukan kualitas kredit pada kuartal yang akan datang akibat pandemi Covid-19.
S&P Global Rating menyatakan bank-bank yang menjadi anggota Dewan Kerja Sama Teluk menghadapi tekanan dari sisi pendapatan akibat harga minyak yang terus terkoreksi serta pandemi virus corona.
Baca Juga
Pertumbuhan laba Qatar National Bank, yang merupakan bank terbesar di Timur Tengah, terjun pada kuartal I/2020. Sementara itu, Mashreqbank mencatatkan penurunan laba sebesar 28 persen dan Bank Muscat sebesar 27 persen.
Harga saham Bank Emirates NBD juga sempat melemah 3,2 persen sebelum ditutup terkoreksi 0,6 persen. Selama periode tahun berjalan, saham perusahaan ini telah anjlok 36 persen seiring dengan pelepasan saham bank-bank Uni Emirat Arab yang cukup besar.
Kondisi bisnis di Dubai mengalami perburukan pada Maret 2020 hingga mencapai titik terendahnya sejak IHS Markit mulai menyusun purchasing managers' index (PMI) pada 10 tahun yang lalu.
Industri perbankan di UEA diperkirakan akan mendapatkan insentif pada beberapa bulan mendatang setelah pemerintah memangkas penempatan giro wajib dan memberikan lebih banyak stimulus untuk mendukung penyaluran pinjaman.