Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amazon Diperkirakan Raup US$73 Miliar di Kuartal I/2020

Peralihan gaya berbelanja masyarakat di tengaha wabah corona, memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan dagang elektronik seperti Amazon.com
Truk Amazon di fasilitas Fullfillment Center di Baltimore, AS/ Bloomberg-Andrew Harrer
Truk Amazon di fasilitas Fullfillment Center di Baltimore, AS/ Bloomberg-Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Amazon Inc. akan merilis pendapatannya selama kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut diperkirakan menggambarkan peralihan permintaan dari jutaan orang di tengah situasi karantina di seluruh dunia akibat pandemi virus corona.

Analis memperkirakan Amazon akan melaporkan pendapatan kuartal pertama sebesar US$73miliar, naik hampir 22 persen pada kuartal yang sama tahun lalu. Perkiraan tersebut juga mencerminkan penjualan senilai US$10.000 setiap detik.

Penjualan di Amazon meningkat, tetapi analis di Bank of America mengatakan bahwa penutupan telah memicu peralihan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya

Adapun, ketika sebagian besar bisnis telah terpukul oleh dampak pandemi dan bayang-bayang resesi, saham Amazon telah naik ke rekor tertinggi. Hal itu salah satunya didorong oleh kondisi di mana ratusan juta orang tak bisa bergerak dan beralih ke layanan belanja untuk memenuhi segala kebutuhan mulai dari makanan hingga hiburan.

"Amazon menjadi utilitas dalam krisis ini, defensif, dapat diandalkan, sangat diperlukan," kata Josh Brown, CEO Ritholtz Wealth Management, dilansir dari The Guardian, Minggu (19/4/2020).

Sementara itu, analis di bank investasi AS, Cowen, menyamakan dampak karantina di banyak negara dengan momentum Black Friday pada November atau penjualan hari pertama Amazon pada Juli.

"Amazon telah mengalami peningkatan permintaan yang besar karena pembeli dipaksa untuk tinggal di rumah, pada dasarnya menciptakan jenis Prime Day atau Black Friday yang diperpanjang," katanya.

Harga saham Amazon naik 42 persen dalam sebulan terakhir, mencapai rekor tertinggi di atas US$2.400 pekan lalu. Peningkatan tersebut menjadikan valuasi Amazon senilai US$1,2 triliun atau berada di urutan ketiga perusahaan terbesar di AS setelah Microsoft (US$1,35 triliun) dan Apple (US$1,25 triliun).

Harga saham yang melambung telah menambah kekayaan CEO Jeff Bezos yang sudah sangat besar. Pria yang memulai Amazon di garasinya pada 1994 itu masih memiliki 11 persen saham di perusahaan itu. Kekayaan Bezos diperkirakan melambung sebesar US$13 miliar minggu ini saja menjadi US$145 miliar. Total kekayaannya akan menjadi US$40 miliar, di atas Bill Gates dan Warren Buffett.

Bezos, yang telah menyumbangkan US$100 juta ke badan amal bank makanan Feeding America, mengatakan kepada staf bahwa dia berkonsentrasi mengembangkan pengujian yang seharusnya membantu staf Amazon tetap bekerja.

Dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham, Bezos mengatakan Amazon telah mengumpulkan tim ilmuwan dan teknisi perangkat lunak untuk membangun kapasitas pengujian internal, dan berharap untuk segera membangun laboratorium pengujian sendiri.

"Pengujian rutin pada skala global, di semua industri, akan membantu menjaga orang tetap aman dan membantu memulihkan dan menjalankan perekonomian. Agar ini berfungsi, kita sebagai masyarakat akan membutuhkan kapasitas pengujian yang jauh lebih banyak daripada yang tersedia saat ini," katanya.

Amazon juga dengan cepat merekrut staf untuk memenuhi permintaan dari pembeli. Perusahaan itu mengatakan pada pihaknya mempekerjakan 75.000 staf tambahan untuk membantunya memproses kenaikan pesanan.

Perusahaan telah merekrut di atas 100.000 pegawai yang sejak krisis virus corona melanda ekonomi bulan lalu. Pekerja tambahan itu menggenapi karyawan Amazon secara global menjadi hampir 1 juta.

Joshua Warner, seorang analis di perusahaan perdagangan online IG Index yang berbasis di London, mengatakan Amazon akan tetap menjadi salah satu bisnis paling penting selama krisis ini, menyediakan layanan utama termasuk makanan, hiburan, dan belanja di tengah keterbatasan konsumen.

"Saham Amazon telah meroket ke rekor tertinggi baru. Dari semua perusahaan yang mungkin diuntungkan [karena pandemi], Amazon adalah pemenang yang jelas," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper