Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Masih Mengancam, AS Diminta Tak Kendurkan Pembatasan Sosial

Jumlah kematian pasien virus corona di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 18.100 jiwa hingga kemarin, Jumat (10/4/2020).
Pengumuman penutupan sementara pasar ikan di The Wharf, Washington, DC, Amerika Serikat, Selasa (7/4/2020). Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbesar. Hingga Rabu (8/4/2020), kasus positif Covid-19 di Negeri Paman Sam itu telah mencapai 396.416 kasus. Bloomberg/Andrew Harrer
Pengumuman penutupan sementara pasar ikan di The Wharf, Washington, DC, Amerika Serikat, Selasa (7/4/2020). Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbesar. Hingga Rabu (8/4/2020), kasus positif Covid-19 di Negeri Paman Sam itu telah mencapai 396.416 kasus. Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat diminta untuk tak gegabah melonggarkan pembatasan sosial saat liburan Paskah pada akhir pekan ini lantaran jumlah pasien meninggal akibat virus corona atau Covid-19 masih terbilang tinggi.

Para pejabat AS memperingatkan rakyatnya bahwa jumlah kematian akibat virus corona kian mengkhawatirkan pekan ini. Bahkan ada bukti bahwa jumlah pasien positif virus corona baru masih merata di negara bagian New York, pusat penyebaran wabah virus corona.

Karena banyaknya masyarakat merayakan liburan Paskah pada hari Minggu, pakar penyakit menular AS memperingatkan bahwa terlalu dini untuk melonggarkan pembatasan kepada rakyat.

"Sekarang bukan saatnya untuk mundur," kata Dr. Anthony Fauci seperti dilansir Antara, Sabtu (11/4/2020).

Jumlah kematian pasien virus corona di AS diperkirakan mencapai 18.100 jiwa hingga kemarin, Jumat (10/4/2020). Kematian pasien akibat virus corona di Negeri Paman Sam naik 1.500 pada hari itu.

Saat ini, jumlah kematian pasien virus corona di AS merupakan yang tertinggi kedua di dunia. Lebih dari 1.900 kematian baru dilaporkan terjadi tiga hari berturut-turut.

Meskipun demikian, imbauan pembatasan sosial yang membuat masyoritas rakyat AS tinggal di rumah ternyata membantu mengurangi pasien baru yang terinfeksi virus corona.

Adapun, kasus positif virus corona di AS mencapai 485.000 pada Jumat dan telah meningkat sebesar 30.000 hingga 35.000 kasus per hari. Secara global, ada lebih dari 1,6 juta kasus yang dikonfirmasi, dengan jumlah kematian mencapai 100.000.

Hanya Italia yang memiliki lebih banyak kematian akibat virus korona dibandingkan Amerika Serikat, dengan 18.849 kematian dilaporkan pada hari Jumat, meskipun memiliki populasi yang jauh lebih kecil.

Setelah adanya penurunan jumlah pasien positif virus corona, kasus positif baru telah meningkat dalam dua hari terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper