Bisnis.com, RIYADH – Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dapat menginfeksi 10.000 hingga 200.000 orang di Arab Saudi, menurut menteri kesehatan setempat pada Selasa (7/4/2020).
Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah mendesak publik untuk lebih mematuhi arahan negara tentang pembatasan pergerakan.
Negara berpenduduk sekitar 30 juta itu sejauh ini melaporkan 2.795 kasus dan 41 kematian, yang tertinggi di enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), meskipun Saudi telah menghentikan semua penerbangan penumpang, menangguhkan sebagian besar kegiatan komersial, dan memberlakukan jam malam 24 jam di kota-kota besar, termasuk ibu kota Riyadh.
"Kami berdiri hari ini di saat yang menentukan sebagai masyarakat dalam meningkatkan rasa tanggung jawab kami dan berkontribusi bersama dengan tekad untuk menghentikan penyebaran pandemi ini," kata Tawfiq al-Rabiah dalam pidato yang ditayangkan di televisi.
Empat studi oleh para ahli penyakit menular menunjukkan jumlah kasus kemungkinan akan mencapai antara 10.000 dan 200.000 dalam beberapa pekan mendatang. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 1,3 juta orang di seluruh dunia.
Al-Rabiah mengatakan jam malam 24 jam, yang diberlakukan pada Senin (6/4/2020) malam, diperlukan karena beberapa orang tidak menganggap serius bahaya infeksi dan meninggalkan rumah mereka dan berkumpul dalam kelompok. Lalu lintas jalan penumpang hanya turun hampir 50 persen.
Kementerian Dalam Negeri Saudi selanjutnya mengedepankan jam malam di semua area yang belum ditutup 24 jam menjadi pukul 15.00 hingga 19.00 malam.
Meskipun ada pembatasan baru, banyak orang masih bergerak pada Selasa pagi di Riyadh.
Al-Rabiah mengatakan menjaga infeksi pada tingkat saat ini selama 4—12 bulan akan memberi Saudi lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan mencegah virus membanjiri sistem kesehatan, seperti yang terjadi di negara lain.
Raja Salman menyetujui alokasi dana 7 miliar riyal untuk kementerian kesehatan guna memerangi penyakit ini dan 32 miliar lainnya dapat dicairkan sebelum akhir tahun, kata Al-Rabiah menambahkan.
Dia menambahkan bahwa menteri ekonomi dan perencanaan akan berbicara tentang keputusan baru untuk memerangi dampak epidemi terhadap ekonomi Saudi, yang terbesar di dunia Arab.