Bisnis.com, JAKARTA - Maroko sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan sebagian dari credit line Dana Moneter Internasional (IMF) senilai US$3 miliar di tengah krisis pandemi virus corona yang memaksa pemerintah untuk mengajukan pinjaman luar negeri.
Dilansir melalui Bloomberg, dua sumber mengungkapkan bahwa jika pinjaman tersebut diambil, ini akan menjadi pinjaman pertama negara kerjaaan di utara Afrika tersebut sejak perjanjian yang gagal pada 2012.
"Maroko, yang semula menganggarkan pinjaman internasional sebesar US$3 miliar untuk tahun 2020, mungkin akan mencari dua kali lipat dari angka itu," ujar sumber yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip Selasa (7/4/2020).
Pada Senin (6/4), pemerintah Maroko telah menyetujui keputusan untuk mengangkat batas pendanaan dari luar negeri dengan mengatakan bahwa kebijakan ini akan membantu negara menutupi kebutuhan mata uang asingnya.
Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan ekspor mobil serta sektor pariwisata, dua sumber devisa Maroko, kondisi ini memperburuk kekacauan ekonomi yang disebabkan oleh kekeringan dan memicu proyeksi pertumbuhan terburuk tahun ini.
Pemerintah dikabarkan telah berupaya menyelamatkan ekonomi dengan memangkas pengeluaran tanpa memicu keresahan sosial seperti yang terjadi di negara tetangga, Aljazair.
Hingga saat ini, pemerintah Maroko masih menilai pendanaan yang dibutuhkan untuk menutup defisit transaksi berjalan dan anggaran, menurut sumber yang sama.
"Di samping pinjaman IMF, opsi pinjaman luar negeri lainnya sedang dipertimbangkan, termasuk penjualan obligasi ketika ketika pasar global mulai menunjukkan tanda-tanda akan kembali normal," kata mereka.