Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menerapkan rapid test atau pemeriksaan cepat virus Corona (Covid-19) dengan menggunakan darah lipat siku (whole blood) atau serum. Ini adalah cairan di atas bekuan darah yang bertindak sebagai antibodi atau sistem pertahanan tubuh.
Widyastuti menjelaskan, bahwa proses tersebut lebih efektif untuk mengetahui seseorang positif terjangkit Covid-19.
"Proses yang kami terapkan dalam rapid test adalah pengambilan darah dari lipatan siku. Darah tersebut perlu diputar di dalam tabung centrifuge, sehingga menghasilkan serum," ujar Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/4/2020).
Widyastuti menyebutkan bahwa tes cepat dengan serum darah tersebut kemungkinan hasil positif terhadap penyakit lebih tinggi daripada pemeriksaan dengan meneteskan darah ke alat rapid test.
Namun, lanjut Widyastuti, setiap orang yang rapid test-nya menunjukkan positif atau negatif tetap akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Untuk pasien positif akan dilanjutkan dengan pemeriksaan swab dan akan isolasi mandiri atau dirujuk ke shelter selama menunggu hasil tes swab.
Sedangkan untuk yang pasien negatif, lanjut Widyastuti, diminta untuk kembali mengikuti rapid test pada hari ke 7-10 setelah tes awal. Pasien negatif juga disuruh untuk isolasi mandiri atau dirujuk ke rumah sakit jika kondisi memburuk.
Baca Juga
Widyastuti menyebutkan hingga saat ini Dinas Kesehatan DKI telah melakukan rapid test kepada 18.077 orang, dengan hasil 299 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 17.778 orang dinyatakan negatif.
Widyastuti menyebutkan rapid test tersebut diprioritaskan untuk orang-orang yang berisiko menularkan, seperti tenaga medis dan orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).