Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Janji Kucurkan US$80 Miliar, Bayar Subsidi Upah per Karyawan

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berjanji akan mengucurkan A$130 miliar (US$80 miliar) selama enam bulan untuk melindungi pekerjaan
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Australia Scott Morrison berjanji akan mengucurkan A$130 miliar (US$80 miliar) selama enam bulan untuk melindungi pekerjaan di tengah dampak wabah virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Negeri Kanguru.

Kepada awak media di Canberra pada Senin (30/3/2020), Morrison menjelaskan bahwa paket itu, bagian dari tahap ketiga stimulus fiskal, akan mencakup pembayaran subsidi upah oleh pemerintah sebesar A$1.500.

“Pemerintah membayar subsidi upah sebesar A$1.500 setiap dua pekan per karyawan demi membantu bisnis-bisnis yang tengah bergulat untuk tetap mempekerjakan orang-orang,” ujar Morrison, seperti dilansir Bloomberg.

Pemerintah Australia tengah berjuang untuk membendung dampak dari wabah corona serta telah melancarkan dukungan fiskal senilai lebih dari A$80 miliar.

Dengan demikian, total stimulus fiskal dan moneter untuk menopang perekonomian akibat wabah menjadi A$320 miliar atau 16,4 persen dari produk domestik bruto.

"Sekarang adalah waktu untuk menggali lebih dalam. Kita hidup pada masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya,” sambungnya.

Dia menambahkan bahwa langkah terbaru ini adalah paket penyelamatan fiskal darurat terbesar di negara itu. Parlemen Australia dikatakannya perlu dikumpulkan kembali untuk meloloskan paket ini.

Virus corona telah menghantam perekonomian Australia dan tingkat pengangguran bisa melonjak hingga 12 persen, dari 5,1 persen pada Februari, karena risiko kehilangan pekerjaan terhadap ratusan ribu pekerja di tengah penutupan aktivitas bisnis guna membendung penyebaran virus Corona.

Pada Minggu (29/3/2020), Morrison membatasi pertemuan-pertemuan publik hanya untuk dua orang dengan pengawasan jarak antar satu sama lain (social distancing) yang semakin ketat.

Sementara itu, hingga Senin (30/3/2020) pukul 6 pagi waktu setempat, terdapat 4.093 kasus terkonfirmasi di negeri ini, dengan 16 di antaranya meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper