Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Darurat Corona, Trump Perpanjang Imbauan Social Distancing hingga 30 April

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan memperpanjang imbauan bagi warga Amerika untuk menjaga jarak sosial satu sama lain (social distancing) hingga 30 April.
Presiden Trump dalam jumpa pers task force penanganan virus Corona/ Bloomberg - Yuri Gripas
Presiden Trump dalam jumpa pers task force penanganan virus Corona/ Bloomberg - Yuri Gripas

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan memperpanjang imbauan bagi warga Amerika untuk menjaga jarak sosial satu sama lain (social distancing) hingga 30 April.

Trump sebelumnya bermaksud mendorong banyak warga Amerika untuk kembali beraktivitas normal pada liburan Minggu Paskah, 12 April mendatang.

Kendati demikian, korban akibat infeksi virus corona (Covid-19) semakin bertambah. Pemerintahan Trump memperkirakan puncak kematian akibat pandemi corona di AS akan tercapai dalam sekitar dua pekan.

Direktur National Institute for Allergy and Infectious Disease Anthony Fauci pada Minggu (29/3/2020) mengatakan jutaan warga Amerika dapat terinfeksi virus tersebut dan angka kematian akibat di AS dapat mencapai 200.000.

“Melihat kondisi saat ini, kita melihat 100.000-200.000 kematian. Tapi, kita tidak bisa membuat proyeksi ketika angkanya terus berubah, kita bisa saja keliru," paparnya dalam sebuah acara di CNN, seperti dilansir Bloomberg.

Perkiraannya tentang angka kematian sebanyak 200.000 jiwa “dapat sepenuhnya dibayangkan” jika upaya untuk membendung pandemi corona gagal dilakukan.

Trump sendiri mengutarakan kemungkinan angka kematian akan menurun dan kemudian melonjak jika upaya social distancing dilonggarkan terlalu dini.

“Kami tidak ingin itu terjadi,” tegas Trump.

Mengacu data Johns Hopkins CSSE, yang menghimpun data dari World Health Organization (WHO), Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, dan komisi kesehatan China, per Senin (30/3) pukul 03.31 WIB, AS menjadi negara dengan jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di dunia, yakni mencapai 136.880.

Angka ini bahkan jauh lebih tinggi dari China, yang menjadi lokasi awal penyebaran virus corona. Pada periode yang sama, Negeri Panda mencatatkan jumlah kasus sebanyak 82.122.

New York merupakan daerah yang paling terdampak COVID-19 di AS, di mana sekitar 56 persen kasus positif disumbangkan oleh negara bagian ini.

Fauci mengindikasikan diperlukan langkah yang lebih tegas dalam upaya menghentikan penyebaran virus corona di Negeri Paman Sam. Dia menyebut larangan bepergian yang ditetapkan di negara bagian New York dan sekitarnya akan membantu menghentikan virus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper