Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Malaysia mengumumkan stimulus ekonomi terbaru dengan total 250 miliar ringgit atau sekira Rp929,5 triliun.
Jumlah tersebut termasuk tunjangan sosial sebesar 10 miliar ringgit atau setara Rp37,3 triliun bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, seperti petani, pemilik bisnis kecil, nelayan dan masyarakat yang tinggal di lahan milik pemerintah.
Selain itu, tunjangan sosial lainnya juga termasuk jaringan internet gratis mulai April hingga masa karantina nasional berakhir, diskon tagihan pembayaran listrik, dan pembebasan sewa 6 bulan untuk perumahan dan flat umum berbiaya rendah.
Pemerintah Malaysia juga memberikan bantuan tunai sekali bayar untuk pengemudi online sebesar 500 ringgit.
"Satu kali pembayaran senilai 500 ringgit Malaysia untuk 120.000 pengemudi online," demikian dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (27/3/2020).
Selain itu, pekerja dengan pendapatan di bawah 400 ringgit dan pengusaha yang mengalami penurunan bisnis 50 persen sejak Januari dijatah 600 ringgit selama 3 bulan.
Perusahaan dilarang memotong gaji pekerja dengan penghasilan di bawah 400 ringgit. Pemerintah juga membebaskan retribusi dana pengembangan sumber daya manusia selama 6 bulan mulai April 2020.
Sementara itu, total anggaran terbaru tersebut sudah termasuk stimulus jilid pertama senilai 20 miliar ringgit yang sebelumnya diumumkan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
"Situasi yang kita hadapi sekarang tidak pernah terjadi dalam sejarah. Pemerintah ini mungkin bukan pemerintah yang Anda pilih, tetapi saya ingin Anda semua tahu bahwa pemerintah ini peduli pada warganya," kata Muhyiddin dilansir Bloomberg, Jumat (27/3/2020).
Malaysia menjadi satu diantara banyak pemerintah dunia yang telah mengucurkan triliunan dolar stimulus untuk menopang ekonomi di tengah pandemi ini. Pengumuman Muhyidin itu menyusul Singapura yang merogoh stimulus sebesar US$33 miliar dan India sebesar US$23 miliar.
Winson Phoon, Kepala penelitian pendapatan tetap di Maybank Kim Eng Securities Ltd. di Singapura mengatakan, langkah-langkah baru Malaysia mencerminkan upaya terkoordinasi tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga entitas terkait termasuk lembaga keuangan lainnya.
"Langkah-langkah ini mendukung pertumbuhan, dan tentu saja akan membantu mengurangi beberapa tekanan pada masyarakat dan bisnis," katanya.