Bisnis.com, JAKARTA - Eropa Timur kemungkinan dapat memanfaatkan kekacauan yang disebabkan oleh virus corona (Covid-19) terhadap rantai pasokan global.
Tahap awal pandemi di China menghentikan sebagian besar pengiriman suku cadang utama ke produsen di ekonomi barat.
Menurut Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD), penghentian pengiriman akan mendorong perusahaan di Eropa untuk melindungi diri dari masalah di masa depan dengan mengamankan pasokan cadangan dari negara terdekat.
Kepala Ekonom EBRD Beata Javorcik mengatakan bahwa kombinasi virus corona, yang menunjukkan betapa terkonsentrasinya basis pemasok bagi banyak perusahaan di dunia.
"Dengan ketidakpastian tentang kebijakan perdagangan dalam pandangan saya akan mengarah pada pemikiran ulang tentang rantai nilai global," ujarnya seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (25/3/2020).
Eropa Timur, wilayah yang dibentuk EBRD untuk membantu transisi dari komunisme tiga dekade lalu, berada dalam posisi yang menguntungkan.
Negara-negaranya berada di ambang pintu bagian barat benua yang lebih maju, di mana perusahaan-perusahaan dari Airbus SE hingga Daimler AG saat ini sedang menutup pabrik dan produsen mobil mengalami gangguan dalam pengadaan komponen.
Terlebih lagi, para pekerja di kawasan ini pada umumnya sangat terampil, sementara sebagian besar dari mereka adalah anggota Uni Eropa, yang memiliki pakta perdagangan bebas dengan blok tersebut atau berencana untuk bergabung.
Tingkat upah, yang sementara setingkat di atas China, juga bisa menjadi daya tarik, sekitar US$400 per bulan.
"Produsen mungkin akan benar-benar melihat tempat-tempat yang secara tradisional tidak dianggap sebagai basis pemasok. Mengapa tidak ke Ukraina, Belarus atau bahkan Balkan Barat?," katanya.
Dilansir melalui CNBC, setelah gelombang pertama gangguan rantai pasokan datang dari China, gelombang kedua diperkirakan datang dari negara tetangga Korea Selatan dan Jepang, di mana terdapat juga jumlah infeksi yang tinggi, ujar Bruce Pang, kepala penelitian makro dan strategi di China Renaissance Securities.
"Melonjaknya kasus Covid-19 di Eropa dan AS dapat membawa gelombang kejut lainnya, menempatkan manufaktur global dan rantai pasokan di bawah uji stres," Pang
Alex Capri, seorang peneliti senior di sekolah bisnis National University of Singapore mengatakan, meskipun rantai pasokan akan melakukan perombakan, China akan tetap menjadi pasar penting untuk penjualan dan rantai pasokan.
"Jadi perusahaan akan melihat urgensi untuk melakukan diversifikasi dan mencapai strategi rantai pasokan baur dengan mencari China 1, 2, atau 3 sebagai sumber pasokan lain," kata Capri.