Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Work From Home, Siap-Siap Tagihan Listrik Membengkak

Untuk menghindari virus corona (Covid-19), pekerja mulai bekerja dari rumah (work from home). Namun, siap-siap tagihan listrik rumah tangga bisa membengkak.
Warga memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Siap-siap tagihan listrik rumah tangga Anda akan membengkak sebagai imbas bekerja dari rumah (work from home).

Aktivitas kerja dari rumah yang kini dilakukan banyak orang di dunia demi menghindari penyebaran virus corona (Covid-19) dipastikan akan mendongkrak beban dan tagihan listrik rumah tangga mereka.

Menurut studi Uswitch, sebuah situs web yang membantu konsumen membandingkan harga energi yang dibebankan oleh utilitas, pengoperasian laptop dan peralatan rumah tangga lainnya bakal membebani para konsumen dengan biaya ekstra sebesar 52 juta pound sterling (US$60 juta) setiap pekan di Inggris.

Adapun, setiap rumah tangga yang anggotanya menjalankan aktivitas dari rumah kemungkinan akan memiliki beban biaya ekstra senilai 195 pound sterling per tahun atau sekitar Rp3,7 juta per tahun, seperti dilansir dari Bloomberg.

Kenaikan harga untuk rumah tangga terjadi meskipun permintaan secara keseluruhan menurun drastis di Eropa, karena pembatasan yang dilancarkan banyak negara terhadap warganya untuk berkumpul di satu tempat.

Dengan kondisi ini, warga yang terjebak di dalam rumah mereka akan memasang komputer, lampu, dan peralatan lain pada waktu mereka biasanya berada di kantor, sehingga meningkatkan konsumsi listrik.

Sementara itu, Inggris menjadi negara terkini yang memutuskan untuk memberlakukan lockdown terhadap mobilitas warganya mulai Senin (23/3/2020) malam waktu setempat.

Keputusan tersebut diambil setelah Perdana Menteri Boris Johnson memerintahkan langkah-langkah berjangkauan luas guna menghentikan warga meninggalkan rumah mereka "pada saat darurat nasional ini".

Seiring dengan menjalarnya pandemi virus corona ke penjuru negeri, Johnson menyetujui larangan yang radikal terhadap segala bentuk mobilitas tak penting warga selama setidaknya tiga pekan.

Di bawah rencana pemberlakukan langkah tersebut, pemerintah akan menutup hotel, toko yang menjual barang-barang tak penting, taman bermain, perpustakaan, dan tempat-tempat ibadah.

Warga akan diizinkan keluar dari rumah mereka hanya untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok, pergi ke tempat kerja jika memang mendesak, keluar rumah untuk menerima perawatan medis, atau untuk membantu siapa pun yang membutuhkan.

Pemerintah Inggris kemudian akan melakukan tinjauan setelah tiga pekan untuk melihat apakah langkah-langkah tersebut dapat dilonggarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper