Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenangkan Pasar, Bank Sentral Eropa Borong Obligasi US$820 Miliar

Di Eropa, para pejabat menimbang mengaktifkan dana talangan regional untuk membantu negara-negara dengan keuangan publik terbatas. Setelah mengumumkan pengeluaran tambahan untuk mengatasi wabah, jumlah pinjaman di banyak negara Eropa melonjak.
Kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Bisnis.com, JAKARTA - European Central Bank (ECB) meluncurkan program pembelian obligasi darurat senilai 750 miliar euro atau US$820 miliar dalam upaya menenangkan pasar dan melindungi ekonomi kawasan euro yang berjuang mengatasi dampak virus corona.

"Masa luar biasa membutuhkan tindakan luar biasa. Tidak ada batasan untuk komitmen kami terhadap euro," kata Presiden ECB Christine Lagarde, dilansir Bloomberg, Kamis (19/3/2020). Euro dan ekuitas berjangka AS naik setelah langkah-langkah stimulus.

Keputusan itu diumumkan dalam pertemuan yang tak terjadwal, Rabu (18/3/2020) malam, dalam respons global terhadap wabah yang terlihat mendorong perekonomian ke dalam resesi tahun ini.

Di Eropa, para pejabat menimbang mengaktifkan dana talangan regional untuk membantu negara-negara dengan keuangan publik terbatas. Setelah mengumumkan pengeluaran tambahan untuk mengatasi wabah, jumlah pinjaman di banyak negara Eropa melonjak.

ECB pekan lalu sepakat untuk memompa lebih banyak likuiditas ke dalam sistem keuangan dan bergabung dengan bank sentral lain dalam upaya untuk meredakan tekanan dana.

Langkah ECB juga mencakup semua aset yang memenuhi syarat dalam program pelonggaran kuantitatif (quantitatie easing) dan akan diperluas ke dokumen komersial dengan kualitas kredit yang memadai. Selain itu, utang pemerintah Yunani akan dimasukkan dalam program di bawah pelonggaran aturan saat ini. Standar agunan juga akan dipermudah dengan menyesuaikan beberapa parameter risiko.

Program akan berlanjut sampai ECB menilai fase krisis pandemi telah berakhir. ECB akan mempertimbangkan untuk menaikkan batas atas kepemilikan quantitative easing, dan siap untuk meningkatkan ukuran program pembelian asetnya.

Sementara itu, investor mendorong imbal hasil obligasi karena khawatir tentang biaya respons fiskal besar-besaran terhadap pandemi. Italia adalah yag paling terpukul karena sudah memiliki beban utang terbesar kedua di zona euro setelah Yunani. Negara itu juga merupakan yang paling parah terkena wabah di Benua Biru.

"Kami pikir jelas bahwa bank sentral akan menggunakan semua instrumen mereka untuk mendukung pasar keuangan dan fungsi mereka. Namun, kami pikir kami masih perlu pelonggaran fiskal lebih lanjut dan indikasi menyerap risiko kredit swasta untuk menstabilkan pasar keuangan lebih tahan lama," Ebrahim Rahbari, kepala analisis mata uang global Citigroup.

Dalam pernyataannya, bank sentral mengatakan tidak akan mentolerir risiko terhadap kelancaran transmisi kebijakan moneternya di semua yurisdiksi wilayah euro.

Merambah pasar kertas komersial adalah hal baru bagi institusi ini. Dengan melakukan hal itu, para pembuat kebijakan telah mengikuti langkah Federal Reserve.

The Fed berkomitmen untuk mendukung pasar pada surat utang tiga bulan berperingkat tinggi, berdenominasi dolar, untuk mendukung perusahaan-perusahaan terbesar Amerika dalam memenuhi kebutuhan arus kas jangka pendek dan gaji. Bank of England telah mengumumkan rencana serupa.

Keputusan untuk mempertimbangkan menaikkan batas kepemilikan QE bisa menjadi kontroversial. Batas, ditetapkan pada awal program pada 2015, dimaksudkan untuk mengatasi kekhawatiran bank sentral akan melanggar hukum Uni Eropa dengan membiayai pemerintah.

Pendahulu Lagarde, Mario Draghi, berpendapat tahun lalu Dewan Pemerintahan dapat melonggarkan standar jika keadaan ekonomi mengharuskannya.

Pengumuman Lagarde disampaikan beberapa jam setelah Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire meminta ECB untuk campur tangan dengan cepat dan besar-besaran menggunakan semua instrumennya.

Dengan imbal hasil yang meningkat, para pejabat kawasan euro berupaya mengaktifkan dana talangan kawasan untuk membantu mengendalikan dampak virus corona.

Pandemi virus corona, yang telah berubah dari kbencana kesehatan menjadi krisis ekonomi karena output pabrik terganggu dan layanan ditutup, kini memicu krisis keuangan. Para investor berusaha keras untuk keluar dari pasar dan biaya pendanaan menjadi lebih tinggi.

Bank-bank Eropa telah mengambil US$130 miliar yang disediakan oleh Federal Reserve AS kemarin untuk membantu mengurangi tekanan dana dari pandemi coronavirus. Sehari sebelumnya, perbankan meminjam 109,1 miliar euro dari ECB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper