Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian kesehatan Qatar melaporkan lonjakan kasus 1.000 persen atau 238 kasus baru virus corona (COVID-19) pada Rabu (11/3/2020).
Angka tersebut melonjak drastis dari 24 kasus yang dikonfirmasi dalam 24 jam sebelumnya. Total ada 262 kasus yang tercatat di Qatar.
Pejabat di kementerian kesehatan mengatakan temuan kasus baru tersebut berasal dari mereka yang telah dikarantina sebelumnya yang tidak melakukan kontak langsung dengan orang luar.
Melonjaknya kasus virus corona di negara Teluk itu diduga berasal dari tiga pasien virus corona yang sempat kontak langsung di tempat karantina. Kementerian kesehatan juga menambahkan jumlah kenaikan kasus yang drastis itu kemungkinan akan terus meningkat.
Masyarakat diimbau tak perlu khawatir dengan melonjaknya kasus virus corona yang telah dikonfirmasi sebab semua pasien saat ini dalam keadaan sehat dan telah menjalani perawatan di Pusat Penyakit Menular, menurut informasi yang dikutip Al Jazeera, Kamis (12/3/2020).
Meski Qatar belum mencatat adanya korban meninggal sejauh ini, langkah pencegahan pandemi telah diberlakukan. Sejumlah sekolah dan kampus ditutup sementara dan banyak acara publik yang dibatalkan, seperti balapan MotoGP.
Baca Juga
Menurut laporan Al Jazeera, sebagian besar kasus yang melanda warga Qatar itu berasal dari sejumlah komunitas masyarakatnya sendiri dan pekerja asing asal Iran. Iran merupakan negara di Timur Tengah yang paling terdampak wabah dengan 9.000 kasus, menurut data real-time John Hopkins University pada 12 Maret 2020 yang diperbarui pada pukul 8:53 AM. Total 354 kematian akibat virus Corona yang dikonfirmasi di Iran.
Sebagian besar kasus di negara tetangga dan Italia juga tertular dari Iran.
Tindakan tegas untuk mencegah penyebaran wabah di Qatar dilakukan dengan melarang masuknya warga negara asing dari 14 negara, seperti Bangladesh, China, Mesir, India, Irak, Lebanon, Nepal, Pakistan, Filipina, Korea Selatan, Sri Lanka, Suriah, dan Thailand.
Makapai nasional Qatar Airways juga telah menangguhkan penerbangan dari dan menuju Italia, negara paling terdampak wabah virus Corona di wilayah Eropa.
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (11/3/2020) menaikkan status virus Corona atau COVID-19 dari endemi menjadi pandemi.
"Kami menegaskan bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi dunia," kata Tedros dalam pidatonya.
Tedros juga menambahkan seluruh negara di dunia masih dapat menangkal pandemi agar tak semakin meluas, yaitu dengan mendeteksi, melakukan tes, mengisolasi wilayah yang dirasa perlu hingga memberikan informasi yang transparan tentang virus corona dan terus memantau keadaan masyarakatnya.