Bisnis.com, JAKARTA — Sedikitnya 100.000 calon jemaah umrah asal Indonesia berpotensi batal berangkat ke Arab Saudi seiring dengan penangguhan perjalanan yang diberlakukan negara itu.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri) Firman M Nuh mengatakan jumlah tersebut memperhitungkan angka rerata jemaah yang akan ke Arab Saudi untuk menjalankan umrah.
Meski belum dapat memastikan kapan penangguhan izin umrah dicabut, namun asosiasi memprediksi sekitar 100.000 jemaah berpotensi mengalami penundaan keberangkatan.
“Karena jemaah Indonesia itu dalam 5 bulan terakhir, 1 September sampai Januari berjumlah 537.000 jemaah. Bisa kita rata-ratakan lebih dari 100.000 per bulan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (27/2/2020).
Di samping itu, travel umrah telah jauh hari membayarkan berbagai biaya kebutuhan kepada penyedia jasa 90 hari sebelum keberangkatan. Seperti maskapai penerbangan, hotel dan angkutan bus.
Mengatasi situasi ini, travel umrah diminta untuk melakukan penjadwalan ulang selama satu atau dua bulan ke depan. Amphuri meminta para stakeholder membantu proses tersebut. Selain itu dia mengharapkan proses reschedule berjalan lancar dan tak memberatkan.
Baca Juga
“Asosiasi berkoordinasi dengan stakeholder yang ada untuk memastikan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat kebijakan ini,” ujarnya.
Dia meminta seluruh calon jemaah agar menerima seluruh kebijakan yang dikeluarkan Arab Saudi. Pasalnya keputusan itu untuk melindungi jemaah dari penyebaran virus Corona (Covid-19).
Selain itu, sedikitnya 3.500 calon jemaah umrah asal Indonesia batal terbang ke Arab Saudi hari ini, Kamis (27/2/2020). Firman menyebut sejumlah maskapai penerbangan sedianya telah dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi hari ini.
“Kalau kita anggap 10 penerbangan dari Cengkareng [Bandara Soekarno - Hatta], Garuda Indonesia ada 4 penerbangan, Saudia 2 penerbangan, Turkish, Etihad, bisa sampai 3000 - 3500 yang tertunda keberangkatannya,” terangnya.