Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China mendorong industri dalam negeri untuk kembali berproduksi guna menopang pertumbuhan ekonomi negara tersebut di tengah wabah virus corona (Covid-19) yang masih menghantui.
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah pusat dan daerah melonggorkan kriteria bagi pabrik di China untuk melanjutkan operasionalnya. Kebijakan ini didorong langsung oleh Presiden China Xi Jinping.
Arahan dari Presiden Xi Jinping langsung dieksekusi oleh semua pejabat daerah. Alhasil, kembali beraktivitasnya sejumlah industri di China mendongkrak permintaan bahan bakar. Enam pembangkit listrik melaporkan kenaikan konsumsi batu bara sebesar 7 persen pada minggu lalu (20/2/2020).
Pabrik makanan di Zhejiang yang berjarak 600 km dari Wuhan kembali beroperasi mulai Kamis lalu (20/2/2020), tiga hari lebih awal dari perkiraan semula. Semua karyawan yang masuk diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh.
Kendati sejumlah pabrik mulai beroperasi, ketersediaan tenaga kerja tetap menjadi masalah.
"Pabrik kami masih kekurangan banyak pekerja, sehingga kami hanya dapat memproduksi dalam jumlah terbatas," ujar pemimpin perusahaan tekstil di Fujian Dong Liu.
Baca Juga
Dong mengaku telah menyerahkan izin kepada pemerintah untuk kembali beroperasi per 17 Februari 2020. Setelah penyampaian izin tersebut, inspektur dari pemerintah langsung datang mengunjungi pabrik dan memberikan izin operasi.
"Semakin banyak pabrik yang diizinkan untuk kembali beroperasi minggu ini," katanya.
Mulai beroperasinya sejumlah pabrik di China sebenarnya memicukan risiko perluasan penyebaran virus corona yang kini telah menginfeksi sebanyak 76.000 jiwa di seluruh dunia dan 90 persennya berasal dari tujuh provinsi di China.
“Puncaknya mungkin datang pada akhir bulan ini untuk keseluruhan negara tetapi tidak selalu menunjukkan titik balik," ungkap Ahli Penyakit Pernapasan Zhong Nanshan. Menurutnya, epidemik ini dapat mencapai puncak baru setelah masyarakat kembali bekerja.
Bloomberg memperkirakan China akan mulai mengenjot kapasitas produksinya sebesar 50 persen sampai 60 persen. Data statistik menunjukkan sebanyak 70 persen pabrik di Shandong, Zhejiang dan Jiangsu telah kembali beroperasi. Meskipun, mayoritas pabrik masih berjalan di bawah kapasitas normal karena jumlah pekerja yang berkurang.
Sementara itu, kapasitas produksi pabrik di Hunan masih berjalan sebesar 46 persen dari utilitas normal karena hanya sepertiga staf yang kembali bekerja.