Bisnis.com, JAKARTA - Bank Negara Vietnam akan memerintahkan bank-bank komersial untuk menghilangkan, memotong, atau menunda pembayaran bunga atas pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang tengah bergelut dengan dampak ekonomi wabah virus Corona.
Kepala Departemen Kredit Bank Sentral Vietnam, Nguyen Quoc Hung mengatakan, perintah tersebut sejalan arahan Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc kepada kementerian untuk membantu sektor bisnis mengatasi dampak ekonomi dari wabah ini.
"Kami akan meminta bank untuk mengecualikan, mengurangi atau menunda pembayaran bunga pinjaman," kata Hung, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (20/2/2020).
Namun bank sentral tidak merencanakan pemotongan suku bunga karena permintaan untuk pinjaman baru terhitung rendah dan bank memiliki surplus likuiditas.
"Banyak bisnis berjuang untuk bertahan hidup di masa yang sulit ini. Jadi tidak perlu melonggarkan kebijakan moneter sekarang, tetapi mungkin nanti," katanya.
Perintah bank sentral yang segera diumumkan ini akan melonggarkan pembayaran bunga sekitar 11 persen dari pinjaman sistem perbankan senilai 925 triliun dong atau US$40 miliar.
Langkah ini dilakukan di tengah risiko perlambatan ekonomi di bawah 6 persen untuk pertama kalinya dalam enam tahun, karena virus tersebut melemahkan sektor-sektor seperti pariwisata hingga manufaktur.
Produk domestik bruto Vietnam yang meningkat 7,02 persen pada 2019, dapat tumbuh 5,96 persen tahun ini jika gangguan virus berlanjut ke kuartal kedua.
Sebelumnya, sejumlah negara Asean sudah terlebih dahulu mengeluarkan kebijakan moneter terkait dampak ekonomi corona. Thailand, misalnya, memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1 persen. Angka ini merupakan rekor terendah penurunan suku bunga dipicu wabah yang memukul pariwisata Thailand.
Bank Sentral Filipina juga memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen. Bank sentral diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga acuan pada Mei mendatang.