Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Pangkas Emisi Karbon China 100 Juta Metrik Ton

Wabah virus yang telah merenggut sedikitnya 2.000 nyawa hingga kini tersebut telah melemahkan permintaan energi dan output industri di China.
Polusi udara di Kota Beijing, China./Bisnis.com-Lili Sunardi
Polusi udara di Kota Beijing, China./Bisnis.com-Lili Sunardi

Bisnis.com, JAKARTA – Tak melulu mendatangkan kekhawatiran, wabah virus corona (Covid-19) yang mematikan ternyata juga membawa hikmah.

Wabah virus yang telah merenggut sedikitnya 2.000 nyawa hingga kini tersebut telah melemahkan permintaan energi dan output industri di China. Di sisi lain, kondisi ini menyebabkan berkurangnya emisi karbon dioksida sebesar sekitar 100 juta metrik ton.

Sebuah analisis baru yang dilakukan oleh website nirlaba tentang iklim, Carbon Brief, menemukan kaitan dampak luas dari virus corona yang mencakup pembatasan perjalanan, liburan yang diperpanjang, dan aktivitas ekonomi yang lebih rendah, dengan emisi karbon.

Tak satu pun dari kondisi-kondisi tersebut tampak pulih dari periode yang biasanya dialami sekitar Tahun Baru Imlek.

Laporan tersebut mengamati emisi karbon selama periode dua pekan yang dimulai 10 hari setelah dimulainya festival Imlek dan membandingkannya dengan periode yang sama lima tahun berturut-turut sebelumnya.

Selama periode itu pada 2019, China menghasilkan 400 juta metrik ton karbon dioksida, sementara angka tahun ini kemungkinan mendekati 300 juta metrik ton.

Konsumsi batu bara juga tampak belum pulih dibandingkan dengan periode liburan normal Imlek. Sebulan sebelum Tahun Baru Imlek, tingkat pembakaran bahan bakar fosil paling kotor ini sejalan dengan tingkat pada tahun sebelumnya. Namun kemudian tingkat pembakaran jatuh ke level terendah empat tahun, menurut analisis tersebut.

Meski foto-foto pusat kota yang hening dan transportasi umum yang kosong mungkin tampak seperti bukti penurunan besar emisi, faktanya adalah konsumsi energi China didominasi oleh industri.

Pengurangan emisi sebagian besar merupakan hasil dari produksi yang lebih rendah dari kilang-kilang minyak serta penggunaan batu bara yang lebih rendah untuk pembangkit listrik dan pembuatan baja, seiring dengan upaya pemerintah China untuk mengendalikan epidemi itu.

Jika pengurangan jangka pendek ini bertahan, emisi tahunan untuk Negeri Tirai Bambu akan turun 1 persen. Kendati demikian, tidak ada jaminan bahwa ini akan terjadi.

China memiliki banyak kapasitas cadangan dalam pembangkit listrik dan industri untuk meningkatkan output begitu laju kasus infeksi virus corona mulai turun dan langkah-langkah perlindungan berkurang.

Riset dari BloombergNEF yang dirilis Selasa (18/2/2020) menunjukkan bahwa, meskipun terjadi erosi dalam produktivitas China, emisi karbon negara itu masih bisa meningkat karena paket stimulus berfokus pada infrastruktur yang sedang disiapkan oleh pemerintah.

Hal tersebut akan mengharuskan negara untuk terus membakar batu bara juga meningkatkan penggunaan semen dan baja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper