Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok meluncurkan buku berjudul “Panggil Saya BTP” pada Senin (17/2/2020), pada acara Ngobrol Tempo.
Ahok menulis buku itu saat mendekam di Rumah Tahanan Mako Brimob pada Mei 2017 sampai Januari 2019 akibat perkara penistaan agama.
“Buku ini merupakan perjalanan psikologi saya dari stres menjadi tidak stres, karena naik turun, kumat, tobat lalu kumat, tobat, dan kemudian dipetakan oleh tim psikologis mana saja yang cocok,” kata Ahok saat peluncuran buku tersebut.
Ahok mengatakan apa yang ia tulis merupakan apa yang terbaik bagi diri saya sendiri.
“Setiap apa yang saya marah dan kecewa saya tulis lalu saya tulis solusinya,” kata Ahok.
“Kalau tidak ditulis solusinya nanti kepala pecah bisa benturin kepala ke tembok.”
Buku ini mirip semacam jurnal perjalanan batin dan kegiatan Ahok selama di tahanan. Ia memang menuliskan apa saja yang dilakukan di tahanan atau apa yang ia rasakan.
Saat peluncuran, Ahok sedikit menceritakan apa yang ia rasakan di hari-hari pertama di tahanan.
“Awal masuk penjara merupakan masa terberat yang pernah dialami oleh saya. Luar biasa. Marah karena berasa dikhianati oleh orang-orang dan merasa ditinggalkan,” kata Ahok.
Ahok juga mengatakan ada perasaan sesak di dada setiap kali mengingat kenapa ia ditahan. Selain itu, ia juga sering terbangun tengah malam dalam kondisi tak tenang.
“Ternyata kemudian saya baru paham kalau saya marah dan tidak terima dengan kondisi saya. Malam itu saya sampai bermeditasi, berdoa terus kepada Allah Bapa untuk membantu saya menenangkan diri dan menerima kondisi ini,” kata Ahok.