Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Korban Corona Direvisi, Indeks Berjangka AS Jeblok

Wabah virus corona diperkirakan bakal terus memburuk dan merembet ke berbagai sektor setelah China merevisi jumlah korban dan jumlah masyarakat yang terinfeksi virus ini.
Petugas menggunakan baju khusus berjaga di luar pintu masuk ke gedung perumahan Hong Mei House di Cheung Hong Estate di distrik Tsing Yi, Hong Kong, China, Selasa (11/2/2020). Pemerintah Hong Kong mengevakuasi warga di sebuah gedung setelah dua pasien di Pusat Perlindungan Kesehatan yang berasal dari tempat tersebut terinfeksi virus corona. Bloomberg/Justin Chin
Petugas menggunakan baju khusus berjaga di luar pintu masuk ke gedung perumahan Hong Mei House di Cheung Hong Estate di distrik Tsing Yi, Hong Kong, China, Selasa (11/2/2020). Pemerintah Hong Kong mengevakuasi warga di sebuah gedung setelah dua pasien di Pusat Perlindungan Kesehatan yang berasal dari tempat tersebut terinfeksi virus corona. Bloomberg/Justin Chin

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks saham berjangka Amerika Serikat turun setelah Pemerintah Provinsi Hubei, China melaporkan revisi data jumlah korban wabah virus corona.

Indeks berjangka S&P 500 yang berakhir pada Maret 2020 turun sebanyak 0,5 persen pukul 13.41 di Tokyo. Penurunan terjadi setelah Hubei melaporkan 14.840 kasus baru karena merevisi metode perhitungan. Kontrak Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq 100 masing-masing juga turun lebih dari 0,3 persen.

"Tepat ketika pasar merasa nyaman dengan gagasan bahwa peningkatan korban corona cenderung lebih rendah, lonjakan tiba-tiba pada jumlah kasus baru di Hubei telah menyentak mereka keluar dari rasa puas diri ini," kata Khoon Goh, kepala Asia penelitian di Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd, dilansir Bloomberg, Kamis (13/2/2020).

Sejauh ini, dua pejabat tinggi China di Hubei telah diganti. Hal ini menandai kejatuhan politik terbesar sebagai dampak epidemi yang telah menewaskan lebih dari 1.300 orang. Kematian di Hubei naik 242, sementara jumlah total kasus di China mencapai 60.000.

Pergantian indeks berjangka AS mengisyaratkan penyesuaian dalam sentimen positif yang mendasari pencapaian rekor tertinggi pada Rabu kemarin. Indeks S&P 500 naik untuk sesi ketiga berturut-turut, sementara Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite Index juga mencapai level baru, kemarin.

"Metodologi yang direvisi pada gilirannya berpotensi menyerukan tindakan pencegahan berkepanjangan yang dipraktikkan oleh pemerintah dan sektor swasta," kata Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Asia .

"Hal ini bisa menunjukkan bahwa gangguan yang sedang berlangsung ke berbagai ekonomi dapat bertahan lebih lama, dan memberikan beberapa bayangan pada prospek dan pada gilirannya mendorong reaksi pagi ini," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper