Bisnis.com, JAKARTA - Lebanon tengah mempertimbangkan rencana untuk meminta bantuan International Monetary Fund (IMF) untuk membayar surat utang Eurobond Lebanon senilai US$1,2 miliar yang segera jatuh tempo bulan depan.
Ketua Parlemen Nabih Berri mengatakan pemerintah Lebanon dalam kondisi krisis keuangan terburuk setelah demonstrasi berbulan-bulan harus membentuk satuan tugas yang terdiri atas perdana menteri, menteri ekonomi dan keuangan serta pakar hukum dan keuangan. Komite akan mulai bekerja secara paralel untuk mengajukan permintaan kepada IMF.
"Kita perlu mengirim pesan kepada dunia, mungkin kepada orang Amerika khususnya, mengingat bahwa mereka adalah faktor paling berpengaruh dan aktif dalam IMF, bahwa Lebanon membutuhkan bantuan teknis dana tersebut untuk rencana penyelamatan," kata Berri seperti dilansir Bloomberg, Selasa (11/2/2020).
Namun, Lebanon tidak akan menerima skema utang seperti yang diberikan IMF kepada Argentina pada 2018. Masyarakat Lebanon, kata Berri, tidak akan dapat menerima persyaratan yang akan diberlakukan.
Politisi itu mengatakan bahwa paket penyelamatan dari pemberi pinjaman akan mengharuskan Lebanon untuk mengangkat mata uang yang dipatok dan menaikkan pajak.
Mantan Perdana Menteri Saad Hariri dalam kapasitasnya sebagai kepala pemerintahan sementara telah meminta bantuan Bank Dunia dan IMF dalam menyusun rencana untuk mengatasi krisis ekonomi dan keuangan negara.
Sejauh ini, pengetatan likuiditas telah memaksa bank sentral dan pemberi pinjaman lokal untuk membatasi pergerakan dolar, melarang sebagian besar transfer ke luar negeri.