Bisnis.com, JAKARTA - Suasana rapat koordinasi dengan Presiden Joko Widodo tak harus selalu kaku dan formal. Hal itu misalnya terjadi saat Presiden Jokowi memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020.
Rakornas diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Pada rakornas yang diikuti 10.000 peserta itu Presiden membahas pentingnya penanaman bibit vetiver di wilayah rawan banjir dan tanah longsor. Presiden menekankan harga bibit vetiver hanya Rp2.000 per batang.
Pada saat menyebutkan harga vetiver hanya Rp2.000 per batang, ada satu peserta rakornas yang "menyeletuk" bahwa bibit tersebut harganya mahal. "Mahal," celetuk salah seorang peserta rakornas dengan nada bercanda.
Celetukan tersebut terdengar oleh Presiden Jokowi. Presiden pun menanggapi celetukan itu dengan kelakar.
"Mahal, siapa bilang mahal, maju saya beri sepeda. Mahal, mahal, 2.000 saja mahal. Daerah siapkan, bupati, wali kota, gubernur siapkan ini, nanti pusat juga membantu, 2.000, mahal," ujar Presiden disambut tawa seluruh peserta rakornas BNPB.
Presiden menekankan tanaman vetiver, akar wangi dapat mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor. Dalam setahun, kata Presiden, akar vetiver bisa mencapai dua-tiga meter dengan serabut yang kuat.
"Kemarin Gubernur Jawa Barat langsung pesan, 'Pak Jabar butuh 50 juta bibit vetiver', saya bilang 'separuh buat sendiri, separuh dari pusat', jangan semuanya minta pusat, bagi-bagi," ujar Presiden.
Presiden meminta seluruh kepala daerah, khususnya yang wilayahnya rawan bencana banjir dan longsor, segera menanam vetiver sebagai upaya penghijauan kembali.