Bisnis.com, JAKARTA – Perayaan imlek pada tahun ini merangkul keragaman dan persatuan yang telah menjadi perjalanan bangsa Indonesia.
Ketua Panitia Imlek Nasional 2020 G. Sulistiyanto mengutarakan sudah saatnya perayaan Imlek menjadi perlambang kebhinekaan terlepas dari sekat etnis dan agama.
“Sebagaimana asimilasi budaya menjadikan Tahun Baru Imlek yang awalnya adalah tradisi bangsa Tiongkok. Kemudian menyebar ke pelosok dunia melalui para diaspora mereka, termasuk ke Indonesia – bersalin menjadi sebuah agenda budaya yang dapat menjangkau dan dinikmati siapa pun,” jelasnya Sabtu, (1/2/2020).
Bentuk persatuan dalam keragaman dalam perayaan juga tercermin melalui busana yang dikenakan oleh Presiden dan Ibu Negara, pada perayaan imlek nasional. Keduanya menggunakan pakaian tradisional masyarakat Tionghoa, cheongsam, sementara jajaran panitia yang hadir, mengenakan busana tradisional dari berbagai daerah Nusantara.
Tak hanya itu, kehadiran Presiden dan Ibu Negara sendiri menjadi perlambang restu pemerintah atas upaya Indonesia bersatu. Perayaan Imlek nasional yang digelar pada akhir Januari tersebut juga dihadiri lebih dari 10.000 undangan.
Dalam perayaan ini juga mengangkat semangat kepedulian dan berbagi, seperti terasakan melalui kehadiran pengusaha mikro kecil dari kalangan masyarakat Tionghoa, yang menyediakan ragam hidangan khas perayaan Imlek, berikut pembagian amplop angpau bagi setiap hadirin, sebagai simbolisasi tanda kasih. Selain itu perwakilan kaum difabel juga tampak di antara para undangan.
Baca Juga
Sulistiyanto mengatakan, kesempatan yang semakin luas dari pemerintah bagi etnis Tionghoa Indonesia untuk mengambil peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Membuat kontribusi kami kepada Bumi Pertiwi tak lagi identik dengan aktivitas bisnis semata, namun juga melalui beragam bentuk profesi, mulai dari pemuka agama, ustaz, politikus, aparatur sipil negara, anggota TNI/Polri, ilmuwan, aktivis sosial, seniman dan budayawan, jurnalis, olahragawan dan banyak lagi,” tekannya.