Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah kapal perang Amerika Serikat dilaporkan berlayar melalui Selat Taiwan pada Kamis (16/1), lima hari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memenangkan pemilihan umum ulang. Presiden petahana yang memerintah sejak 2016 tersebut diketahui pro-demokrasi dan Anti-China.
Dalam pernyataan singkat yang dilansir Reuters, Jumat (17/1/2020), Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan kapal itu berlayar ke arah utara melalui perairan Selat Taiwan dan diawasi oleh angkatan bersenjata Taiwan.
Kementerian menggambarkan misi tersebut sebagai misi pelayaran biasa yang secara rutin dilakukan AS. “Orang bisa tenang,” katanya.
Taiwan memiliki masalah sensitif dengan China terkait teritorial dan diplomatik. Taiwan dianggap pembangkang karena berupaya memisahkan diri dari China serta mempererat relasi dengan AS dan negara-negara lainnya.
Di sisi lain, Beijing tidak pernah menyerah dan senantiasa menggunakan kekuatan agar bisa terus mencaplok dan mengendalikan Taiwan. Militer China diketahui dua kali berlayar dengan kapal induk terbarunya, Shandong, melalui jalur perairan menjelang pemilihan Taiwan pada Sabtu lalu.
Sementara itu, Angkatan Laut AS mengatakan, kapal penjelajah rudal berpemandu kelas Ticonderoga USS Shiloh melakukan transit di Selat Taiwan yang dianggap sebagai perairan internasional. Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari AS. Negara tersebut diketahui melakukan misi sporadis melalui selat Taiwan dalam dua tahun terakhir.
Di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan pemerintah juga mengawasi dengan ketat dan memantau jalannya kapal. China mendesak AS untuk menangani masalah Taiwan dengan cara yang tidak merusak hubungan Tiongkok-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
AS tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh hukum untuk memberikan sarana pertahanan diri dan sumber utama senjata bagi Taiwan.
Ketika bertemu dengan Duta Besar Inggris untuk Taiwan Catherine Nettleton pada Jumat malam, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pulau itu akan menjamin perdamaian di Selat Taiwan.
“Sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, Taiwan akan terus mendedikasikan diri untuk melindungi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata kantor kepresidenan mengutip Tsai.
Sementara itu, terlepas dari kemarahan Tiongkok, AS di bawah pemerintahan Trump terus memperkuat pertahanan dan hubungan lainnya dengan Taiwan sebagai prioritas.
Diplomat top AS di Taiwan Brent Christensen mengatakan pada sebuah forum di Taipei, Jumat, bahwa tema kantornya untuk tahun ini adalah “teman sejati, kemajuan nyata”.
“Mungkin konsep ini terdengar sederhana, tetapi penting untuk mempertimbangkan signifikansinya dalam konteks saat ini,” kata dia.
“Ada yang menggunakan persahabatkan untuk menutup-nutupi upaya dominasi dan manipulasi, berjanji saling menguntungkan tetapi sebaliknya malah memeras, membuat masalah bukannya solusi,” tuturnya.
Christensen mengatakan AS pada 2020 akan berusaha untuk melanjutkan keterlibatan Taiwan di dunia, sesuatu yang sulit dilakukan pulau itu karena China menghalangi partisipasi Taiwan dalam sebagian besar organisasi internasional. “AS dan Taiwan adalah anggota dari keluarga demokrasi yang sama,” tambahnya.