Bisnis.com, JAKARTA — Angkatan Laut Australia dikerahkan untuk menyelamatkan ribuan orang yang terdampar di pantai timur negara itu akibat kebakaran hutan yang dikhawatirkan makin membesar di negara bagian Victoria dan New South Wales.
Gubernur Victoria Daniel Andrews menyatakan bahwa keadaan darurat bencana untuk pertama kalinya sehingga memberi wewenang luas untuk memaksa orang meninggalkan properti mereka dan mengambil kendali layanan.
Kebakaran hutan telah menewaskan dua orang di negara bagian tersebut dan 17 lainnya hilang dan dikhawatirkan tidak bisa menyelamatkan diri.
Negara bagian New South Wales juga mengeluarkan pengumuman keadaan darurat sehingga puluhan ribu wisatawan didesak untuk meninggalkan taman nasional dan daerah wisata terpencil.
Kapal Angkatan Laut HMAS Choules akan mengevakuasi gelombang pertama sekitar 800 dari 4.000 orang yang terdampar di pantai Kota Mallacoota yang terpencil di Victoria timur jauh. Mereka terdiri atas wanita, anak-anak, orang tua dan para pasien rumah sakit sebagai prioritas.
Akibat semua jalan ditutup, transportasi laut adalah satu-satunya jalan keluar dari kota yang dilanda bencana itu dan setiap perjalanan pulang pergi bisa memakan waktu sehari atau lebih.
Baca Juga
Suhu udara diperkirakan akan melonjak di atas 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit) pada Sabtu (4/1/2020).
"Diperkirakan kita akan melihat badai kering datang di seluruh negara bagian dan potensi sambaran petir sejak tengah hari hingga sore," ujar Andrew Crisp, komisaris manajemen darurat untuk Victoria seperti dikutip Reuters, Jumat (3/1/2020).
Dia mendesak agar orang-orang di daerah itu untuk segera meninggalkan rumah mereka dan tidak mengandalkan keberuntungan untuk menghindari bencana.
Perdana Menteri Scott Morrison menyerukan agar masyarakat tenang sebelum mengunjungi Kota Cobargo NSW yang hancur akibat kebakaran.
Video menunjukkan Morrison dihadapkan oleh sekelompok penduduk setempat yang marah, salah satunya berteriak bahwa Morrison harus "malu pada dirinya sendiri" dan mengatakan dia telah "membiarkan negara terbakar”.
Ketika berbicara kepada kantor berita ABC, Morrison mengatakan bahwa dirinya mengerti akan perasaan para korban.
"Mereka telah kehilangan segalanya dan masih ada beberapa hari yang sangat berbahaya di depan," katanya.
Pemerintah konservatif Morrison telah lama menuai kritik karena tidak melakukan cukup banyak untuk mengatasi perubahan iklim sebagai penyebab kekeringan dan kebakaran ganas Australia.